Rumusan Masalah
1. Apakah suhu tinggi menyebabkan perilaku agresif?
Ya.
2. Apa yang dilakukan eksperimenter untuk menjawab
pertanyaan tersebut?
Sesuai dengan teori dari Koeswara (1998), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi agresivitas pada individu yaitu, frustasi, stress,
deindividuasi, kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alkohol dan
obat-obatan, juga suhu udara. Selain itu hal tersebut diperkuat juga oleh
penelitian pada tahun 1968, US Riot Comision pernah melaporkan bahwa dalam
musim panas lebih banyak masalah kerusuhan dan tindakan agresivitas, dibanding
dengan musim-musim lainnya (Fisher at al, dalam Sarlito, Psikologi Lingkungan, 1992).
Contoh di dalam kehidupan sehari-hari agresivitas yang dipengaruhi oleh suhu
yang tinggi adalah, bilamana seseorang sedang ada di angkutan umum pada siang
hari dan cuacanya panas, lalu ada orang lain yang menginjak kakinya, otomatis
orang tersebut akan protes atau bergumam kata-kata kesal di dalam hati. Yang
harus dilakukan eksperimenter untuk mengetahui hal tersebut adalah, membentuk 2
kelompok (kelompok A dan kelompok B). Lalu, kelompok A diberikan pertanyaan.
Bagaimana jika mereka sedang berjalan-jalan disebuah taman yang sejuk, lalu ada
orang yang tidak sengaja menabrak mereka. Apakah jawaban mereka, dan bagaimana
mereka akan memberi respon atas perlakuan orang yang menabraknya. Mayoritas
akan merasa kesal, namun tetap tenang dan memaafkan orang tersebut. Lalu,
kelompok B diberikan pertanyaan bagaimana jika mereka sedang berjalan disebuah
tempat yang gersang, dan ada orang yang menabrak mereka. Pasti beberapa
diantara mereka ada yang menjawab merasa kesal lalu mereka memaki orang
tersebut. Begitulah mungkin cara sederhana untuk mengetahui apakah suhu yang
tinggi mempengaruhi agresivitas seseorang.
0 comments:
Post a Comment