Kriiiinggg….
Jam weker El sudah menunjukan pukul 06.00 WIB. EL yang masih
dibalut selimutnya tiba-tiba tersontak dan tersadar dari mimpi indahnya. Ella
Filoalisel adalah seorang gadis yang kini baru saja lulus SMP di usianya yang
ke 14. Tanpa banyak gerak gerik El langsung menyambar handuk ungunya dan
langsung lari menuju kamar mandi.
“Hallo Dim.. iya iya sorry gue kesiangan nih, gue udah mandi
kok tunggu sebentar lg gue keluar.” El menekan tombol merah di hp nya untuk
memutuskan telepon dari Dimas sahabat nya sejak kecil. El menuruni anak tangga
rumahnya dengan tergesa-gesa dan langsung mencium pipi mamanya. Sarapan yang
sudah disiapkan ditinggal begitu saja, mama nya hanya bergeleng-geleng kepala
melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.
“Dimaaas maaf banget ya gue kesiangan, semalem gue abis
nonton dvd yang baru gue beli kemarin dim.” Dimas hanya terdiam dan langsung
memberikan sebuah helm kepada El. “ah ga seru gitu aja ngambek.. maaf ya Dimas
kan sahabat gak boleh marahan..” El mencoba merayu Dimas, dan Dimas hanya
menjawab “Iya bawel!” Dimas langsung meluncurkan motornya menuju sebuah sekolah
negri ternama di Jakarta.
SMAN 115 Jakarta, adalah awal mula El melihat sesosok
pangeran yang selalu membuatnya tergila-gila. Pagi itu El dan Dimas mendaftarkan
diri mereka untuk menjadi siswa disekolah tersebut. Karena sejak dulu sekolah
inilah yang menjadi target duo sahabat ini. Selesai menyerahkan semua berkas,
El mengajak Dimas untuk makan di kantin SMAN 115 Jakarta. Ketika sedang
asyiknya El melahap sepiring bakso tiba-tiba ia berhenti dan pandangannya
tertuju kearah pohon yang sangat rindang. “El? Kok lo bengong?” Tanya Dimas
heran. “Dim… astaga liat deh ke bawah pohon yang itu, ada pangeran Dim. Dim..
prince charming gue banget!” pandangan El tetap menuju ke pohon itu yang
ternyata ada sesosok lelaki yang bertubuh tinggi, berkulit putih, dan bermata
sangat indah. “yang mana sih El?” Tanya Dimas lagi karena ia masih belum dapat
memastikan lelaki mana yang dipandangi El sejak tadi. “itu loh Dim yang pake
tas warna biru.. Dimas ganteng bgt dim….” El mengarahkan jari telunjuknya kearah
laki-laki bertas biru itu berada. “oh… yang itu! Ya emang ganteng sih tapi kaya
mau aja dia sama lo! Hahahahaha” dimas terpingkal-pingkal dan muka El langsung
merah padam tapi tetap ia mengalihkan pandangannya lagi kearah lelaki itu.
Disepanjang perjalanan pulang El terus membahas lelaki itu,
tak ada hentinya ia menyebut laki-laki itu dengan kata “Pangeran”. Dimas hanya
tersenyum dan berusaha menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya yang sedang
kasmaran itu.
Esok harinya El kembali datang ke SMAN 115 Jakarta untuk
melihat jurnal dan ternyata ia tidak lolos, begitu pula dengan Dimas. Akhirnya
mereka memutuskan untuk mendaftar di SMAN 116 Jakarta, dan hasilnya El tidak lolos
lagi tetapi berbeda dengan Dimas yang lolos menjadi calon siswa baru di SMAN
116 Jakarta.
“Yah dim.. gue gimana dong gue ga lolos lagi. Gue sekolah
dimana nih? Lo mah enak Dim udah tenang.” Ucap El dengan ekspresi sedih. “eh
jangan putus asa gitu dong bro.. masih banyak sekolah lain. Sekolah apaan tuh
yang waktu itu lo bilang? SMA Budaya ya? Mau coba kesana gak?” dimas menawarkan
El untuk mendaftar di SMA Budaya salah satu SMA swasta terbaik di Jakarta. “iya
Budaya, tapi itu swasta Dim.. kalo bokap gue gak ngizinin gimana?” tampang El
semakin memelas. “yeh swasta sama negri sekarang sama aja neng.. siapa tau
rejeki lo emang disitu. Sekolah tuh bukan tergantung negri atau swastanya tapi
gimana lo serius atau engga ngejalanin sekolah lo.” Dimas mencoba menghibur El,
dan tanpa membuang waktu mereka berangkat menuju SMA Budaya.
SMA Budaya adalah salah satu sekolah yang tidak mengandalkan
nilai UN atau yang sering kita sebut “Nem”. Di sekolah ini diberlakukan system
test untuk calon siswa siswi yang mendaftar disini. El pun mengikuti prosedur
nya, ia akan melaksanakan test tertulis besok pagi. El banyak berharap agar
bisa lolos test dan masuk ke sekolah ini, SMA Budaya..
Filos..
Filos..
“Dimas besok gue test, doain gue ya dim biar lolos. Gue gak
tau mau daftar kemana lagi, kalo gak lolos test ini bisa dijeblosin ke
pesantren gue. Gak kebayang kan lo 5 tahun kedepan lo ketemu gue dan gue udah
bercadar..” Ujar El yang sedang berbicara dengan orang seberang, ya siapa lagi
kalau bukan Dimas. Dimas adalah sahabat El yang bisa dibilang paling setia,
mereka berteman semenjak mereka masuk ke taman kanak-kanak. Semua hal yang El
alami dan rasakan pasti dibagi kepada Dimas begitu pun sebaliknya. “hahahaha
El.. lo tuh ya dari tadi ngomongnya ngaco terus! Udah sana udah malem mending
lo tutup bukunya, lo istirahat terus bobo cantik! Hahahaha” dimas lagi-lagi
terpingkal karena ucapan El. “ih apaan sih lo dimas! Ngeselin banget gue lagi
panic diketawain terus!” Jawab El dengan nada kesal. “hahaha iya non Ella
Filoalisel maaf… yaudah sana lo istirahat biar besok otaknya fresh, besok gue
tungguin testnya. Kalo lolos gue traktir es krim di café biasa.” Dimas mencoba
meredam kekesalan El karena hobinya yaitu meledek El. “yaudah iya, awas kalo
gak traktir gue gak mau main lagi!” suara El sedikit mengancam. “dih bodo,
dasar bocah! Udah ah! Dadah Ella..” sahut dimas. “Yaudah dadah Dimas bau!” El
langsung mematikan teleponnya dan langsung terlelap memeluk bantal bintangnya.
Dan hari ini test pun dimulai, El mengerjakan soal demi soal
dengan sangat teliti. Setelah selesai El langsung menghampiri Dimas yang
menunggunya di kantin. “Dim.. udah dong dan gue ngerjainnya lancarrrr.” Ucap El
sambil menyambar softdrink milik Dimas. “Ya baguslah.. tapi liat hasilnya ya
nanti.” EL tidak menghiraukan ucapan Dimas dan langsung memesan sepiring
siomay. Tepat pukul 13.00 WIB hasil test telah ditempel dan nama Ella
Filoalisel berada di peringkat pertama. El sangat gembira, dan Dimas pun
menepati janjinya untuk mentraktir El. Dan lagi-lagi “yahhh.. berarti gue gak
ketemu pangeran gue dong dim? Yah sedih deh..” El tetap membahas lelaki itu.
“lebay dasar! Jodoh gak kemana Non Ella tenang aja..” El hanya terdiam dan
terus membayangkan pangerannya.
“Mama.. El punya kabar bagus dong mam..” El menghampiri
mamanya yang sedang duduk di teras belakang rumahnya. “apa itu cantik? Coba
kasih tau mama dong..” mamanya membalas sambil membelai rambut indah El. “mama
kepo ya? Cie mama..” El tertawa nakal mamanya mencubit pipi anak semata
wayangnya itu. “El lolos test dong mam, dan mama tau? El peringkat pertama.
Mama seneng gak?” El tidak sabar melihat ekspresi super heronya maksudnya
mamanya. “aduh.. seneng gak yah?” mama El membalas guyonan El. El mendengus
kesal dan mamanya langsung memeluk El. “Ya seneng dong sayang.. mama bangga deh
sama anak mama yang cantik ini nih. Belajar yang bener ya nak, tunjukin kalo
kamu selalu bisa jadi yang terbaik..” El membalas pelukan mamanya dan
mengatakan “pasti mam.. I will do my best, it’s because I love you.” Mamanya
tersenyum dan mengecup kening El.
Malam hari dikamar El.. “Pangeran itu siapa sih nama aslinya?
Berarti besok gue ga ketemu pangeran dong? Gue pengen banget tau siapa nama
pangeran itu. Pangeran..” gumamnya kepada dirinya sendiri. Pangeran kalo kamu emang buat aku kita pasti ketemu secepatnya, dan
kita jadi satu. Filos.. dan mata El pun terpejam.
Kriiing…
“Jam 5! Gue harus sekolah!” El beranjak dari tempat tidurnya,
dan ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. El sangat bersemangat sekali pagi
ini, biasanya ia bangun jam 06.00 dan sekarang ia bangun 1 jam lebih awal dari
biasanya. Setelah selesai mandi El bercermin dan ia heran tumben sekali ia
sudah siap pukul 05.45. “Kok masih pagi banget ya? Tapi kenapa gue semangat
banget pagi ini? Dan kenapa gue deg-degan? Ah who cares mungkin ini hidayah
biar gue ga kesiangan terus..” El keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju
meja makan. El sarapan bersama keluarganya, selesai sarapan El berangkat ke
sekolah bersama papanya. Diperjalanan papanya bertanya kenapa El tumben sekali
sudah siap pagi-pagi El hanya bergeleng kepala dan tersenyum.
El masuk ke kelas 10F dan tidak ada seorang pun yang El
kenal. Akhirnya ada seorang gadis berambut ikal bersedia menawarkan bangku
kosong di sebelahnya. Gadis itu terlihat ramah sekali. Ia memperkenalkan
dirinya “hai.. aku Diana, kamu siapa?”
“hei.. aku Ella tapi
panggil saja aku El.” Mereka memulai percakapan dan tak terasa Pak Sony wali
kelas mereka sudah masuk dan mengbsen para siswa satu persatu kemudian
memperkenalkan nama beliau.
Teng..teng..teng..
Saat El hendak berjalan menuju kantin tiba-tiba ada seseorang
yang memanggilnya dan itu adalah Shanti temannya di SMP. “Hei.. masuk sini juga
Shan? Siapa aja yang masuk sini?” Tanya El, “iya lah kalo gak disini masa gue
ketemu lo hehe yang masuk sini si Yosep, Clara, Mika, sama siapa lagi yah gue
juga ga tau hehe” jawab Shanti sambil cengengesan. “dasar.. yaudah kantin
bareng yuk?” Shanti menggandeng tangan El dan langsung berjalan ke arah kantin.
Sesampainya di kantin El dan Shanti banyak sekali bercerita, dan tiba-tiba
Shanti menanyakan adakah lelaki yang disukai El, dan El menjawab ada lalu mulai
menceritakan awal ia bertemu pangerannya itu. Shanti bercie-cie dan muka El
mendadak menjadi seperti tomat. “Udah yuk shan udah mau bel juga nih, ntar aja
balik kita bareng terus cerita-cerita lagi.” El menarik tangan Shanti. Dan
ketika mereka berada di pojok kantin El terdiam karena melihat.. jeng..jeng..
Pangerannya! “Shanti! Ada cowok yang gue suka!!!!” El langsung bergairah.
“mana? Mana?” Shanti celingukan mencari sosok lelaki itu. “Eh ada mantan gue
El..” Ujar Shanti sambil menunjuk ke arah pangeran El, El kira lelaki yang
berada disebelah pangerannya ternyata ia terkejut saat bertanya yang mana
mantan kekasih Shanti, dan Shanti menjawab “Dua-duanya El..”
Pranggg…
Rasanya hati El remuk, entah kenapa tetapi baru kali ini
perasaan itu dirasakannya. Biasanya jika ia menyukai seseorang dan ada temannya
yang menyukai orang itu juga dengan mudah ia mengalah dan melupakan lelaki itu.
Tetapi sekarang rasanya El ingin sekali memperjuangkan cintanya. “Eh.. by the
way mana cowok yang lo suka El?” Tanya Shanti yang membuyarkan lamunan El.
“Hehehe salah orang gue Shan.. oh iya nama mantan lo siapa Shan?” El mencoba
mengalihkan pembicaraan. “yang kulitnya sawo matang itu Doni, nah yang putih
itu Alvael..” Shanti menjawab dan meneruskan langkahnya menuju kelas. Alvael.. nama nya unik banget.. seandainya nama kita bisa bersatu jadi AlvaElla.
Gumam El di dalam hati dan lagi-lagi pipinya memerah seperti tomat. Ia
terus tersenyum sepanjang hari, hingga ia sampai dirumah pun senyumnya masih
terukir manis.
Ketika El sedang mengambil segelas air putih di dapur mamanya
bertanya “Anak mama kenapa nih dari tadi senyum-senyum terus. Udah ada gebetan
ya disekolah?” El hanya cengengesan dan mencium pipi mamanya dan langsung balik
badan dan berjalan ke kamarnya. “Dasar anak ABG..” ujar mamanya.
“Alvael.. namanya lucu banget. Tapi kenapa dia harus jadi
mantannya Shanti sih? Gue kan gak enak kalo harus terang-terangan sama Shanti
kalo gue itu sebenernya suka sama Alvael. Tapi.. gue.. ah kalo emang udah
takdirnya gue sama Alvael juga pasti ada jalannya.” El berbicara di depan
cermin.
Dan benar saja setelah berselang 4 bulan El mendapat tawaran
untuk menjadi vokalis di band Al dan teman-temannya. Tetapi lagi-lagi.. prang… hati El hancur berantakan ketika
latihan Al membawa seorang gadis cantik dan teman-temannya bilang itu adalah
kekasih Al. Mungkin kalau tempat itu sepi El sudah meraung-raung tapi situasi
disini sangat ramai. Akhirnya El hanya bisa diam. “Lo kenapa El? Kok ga
semangat gitu sih?” rio mencoba bertanya kepada El. “eh Rio.. gue gak
kenapa-kenapa kok. Emang kenapa sih?” El memang menanggapi pertanyaan Rio tetapi
pandangannya tetap menuju kearah Al yang sedang bermain gitar, dan Rio
memergokinya. Rio pun mengerti dan langsung meledek El “lo suka sama Al ya?
Ngaku lo El.. cie.. bilangin ke Al ah.” El kaget dan langsung terlihat sangat
gugup, Ia heran bagaimana bisa Rio mengetahui perasaannya. “ih apaan sih lo?
Enggak! Masa iya gue suka sama cowok orang. Lagi juga mana mau doi sama gue
ceweknya cakep begitu..” El mengelak tetapi Rio tetap saja meledeknya. “Lo ga
bisa bohong sama gue El. Suka bilang aja suka, mereka kan baru pacaran ini
masih bisa putus. Jodoh gak kemana..” El mencubit perut Rio dan menlanjutkan
menghafal lirik yang diberi oleh Al.
Ketika mulai latihan lagi jantung El terasa berdebar sangat
dahsyat apalagi ketika ia dan Al bernyanyi bersama. Dan tak sengaja mereka
mereka saling memergoki ketika mereka sedang saling curi-curi pandang. Rio yang
sudah mengetahui perasaan El langsung berdehem dan tertawa-tawa. Pipi El dan Al
memerah bersamaan.
Sore hari di teras belakang rumah El.. “Dim pangeran gue udah
punya cewek masa tadi di bawa latihan sama dia. Patah deh hati gue.” El bersandar
di tembok terasnya dan Dimas pun menanggapi. “Lebay lo El.. baru pacaran,
sebelum janur kuning melengkung hajar terus bro..” Dimas mencubit pipi
sahabatnya itu, El tersenyum dan tiba-tiba berucap lagi “tapi ceweknya cantik
banget Dim, ya pasti Al milih ceweknya lah Al nya juga cakep begitu. Hah
bendera putih deh gue kibarin.” El sangat lesu saat berbicara seperti itu. “Nah
kan.. gini nih jeleknya lo pesimis banget! Emang lo pikir semua cowok itu ngeliat
cewek Cuma dari tampilan luarnya doang? Salah besar kalo lo mikir gitu. Kalo Al
ngerasa lo lebih baik dari ceweknya dia pasti milih lo lah El.. udah ah jangan
galau mulu, nih mainin!” Dimas menyodorkan sebuah gitar dan mereka bernyanyi
bersama di bawah siluet senja yang memercikan sedikit warna merah jambu,
semerah jambu hati El semenjak ia mengetahui Al. Filos..
El mencoba melupakan Al ketika ia melihat gadis itu sedang
bersender di pundak Al. prang.. prang..
prang.. entah sudah menjadi berapa banyak serpihan hati El saat itu. Ingin
rasanya El menangis dan mengungkapkan semua perasaan nya kepada Al tapi
semuanya tidak mungkin. El bukan lah siapa-siapa Al, hanya sebatas teman 1
band. Apalagi Al terlihat sangat menyayangi gadis itu. Patah lah sudah harapan
El untuk terus mempertahankan cintanya. “Lo kenapa El? Kok sedih banget sih
mukanya? Jelek lo ah..” sapa Rio saat melihat El sedang duduk di tangga dekat
perpustakaan. “Al sayang banget ya sama ceweknya? Gue nyerah aja deh kalo begini
ceritanya. Gue gak mungkin sama Al..” El menahan tangis, Rio kaget dan langsung
mencoba menenangkan El yang sudah ia anggap sahabatnya. “El lo ga boleh ngomong
gitu dong, biasanya lo ceria kok sekarang jadi cengeng kaya gini sih? Kalo soal
perasaan y ague ga tau El, gue ga pernah nanya sama Al. Tapi gimana ya El.. gue
yakin kok lo masih punya harapan buat sama Al. udah banyak juga Al ngerespon lo
kan? Jangan putus asa gitu, suatu saat pasti ada jalan biar kalian berdua
bersatu El.” El yang sudah tidak mampu membendung air mata langsung
menumpahkannya. “Gue takut kalo untuk terlalu berharap tinggi gitu, gue gak mau
sakit hati lebih dalem yo.. kaya gini aja gue udah ngerasa sakit banget. Apa
lagi kalo ternyata gue dapet harapan kosong.” Rio mengusap air mata El dan
terus mencoba menenangkan hati El. “ya sekarangsih terserah lo. Mau tetep
nunggu Al boleh mau buka hati buat yang lain juga boleh. Tapi jangan salah
pilih ya El gue gak mau liat lo sakit, lo udah gue anggep sahabat gue. Jangan
sedih terus El. Percaya aja ya jodoh itu gak akan kemana. Kalo emang udah
takdirnya lo sama Al pasti ada jalan buat kalian berdua.” El tersenyum dan
menghapus air matanya.
Sebulan kemudian Rezky, sosok di masa lalu El datang.
Akhirnya El mencoba untuk kembali menjalani hidupnya bersama Eky, begitulah
panggilan El untuk Rezky. Memang di awal El sedikit demi sedikit bisa menutupi
kesedihannya tentang Al. tetapi semakin hari berlalu bayangan Al semakin
melekat di pikiran El. El tetap tidak bisa membohongi hati kecilnya, memang di
bibir El memilih Eky tetapi hatinya menolak. Hatinya tetap memilih Al. akhirnya
El memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Eky, awalnya Eky memang tidak
bisa menerima. Tetapi akhirnya Eky berhasil move on ketika bertemu dengan
seorang gadis bernama Titan. Dan tiba-tiba terdengar kabar angin bahwa Al putus
dengan gadis cantik itu. El mencoba untuk tidak mempercayainya karena El tetap
teguh dengan kata hatinya bahwa Al sangat menyayangi gadis itu. Sampai akhirnya
Rio menceritakan semuanya kepada El.
Hari itu hari sabtu, Rio mengajak El untuk menemaninya
sebentar ke sebuah warung yang sudah menjadi tangkringan Rio, Al, dan
teman-teman mereka yang lain. Ketika El sedang bercanda dengan Rio, El seperti
melihat Al menoleh ke arahnya dan tersenyum sangat manis. “Rio.. itu si Al
senyum sama siapa?” Tanya EL heran. “sama lo kali El, senyumin balik lah..” Rio
menjawab dengan wajah yang meledek. “ah gak mau gue, kalo dia bukan senyum sama
gue malu bro. gila lo..” El melihat kearah belakang tetapi dibelakang tidak ada
orang dan Al terus tersenyum ke arahnya.
Hey I just met you and this is crazy
but here’s my number so call me maybe..
Handphone El berbunyi dan ternyata dari Diana. “sebentar gue
angkat tilipun dulu bro.. hallo? Kenapa neng?” El berjalan agak jauh dari
warung itu karena disitu cukup berisik. “hah? Balik kesekolah? Ngapain?” dan
terdengar suara dari seberang sana “ini buku biologi lo ketinggalan El. Cepetan
ambil senin kan kita ulangan jam pertama biologi.” El baru ingat dia lupa
membawa pulang buku biologinya,El pun langsung meminta Rio untuk mengantarnya
ke sekolah. Lalu El berpamitan kepada anak-anak yang berada di warung itu. “gue
balik ke sekolah dulu ya.. duluan..” pamit El dan El terkejut ketika mendengar
suara Al menjawab paling pertama “Iya El.. hati-hati ya..” dan Al melemparkan
senyum yang sangaaaat manis, El pun membalas senyuman Al tak kalah manisnya.
Diperjalanan menuju sekolah.. “Senyum nya manis banget ya
bro..” El tidak sadar mengatakan hal itu. “senyum siapa? Al? cieee masih
berharap ya mbak sama mas Al? asyik..” El menepok keningnya dan merasa bodoh
harus mengatakan hal itu di bawah alam sadarnya. “dih enggak. Ngasal lo kalo
ngomong, Cuma senyum doang. Terus kalo gue bilang manis berarti gue masih
menggantungkan harapan gue ke dia gitu?” Rio tertawa melihat ekspresi El yang
gugup tapi sok menutupi kegugupannya itu.
Di sisi lain.. “senyumnya si El manis juga ya hehe” ucap Al
kepada teman-temannya. Dan mereka serentak berteriak “Cieeee…” wajah Al merah
semerah udang rebus, dan Al hanya tertawa kecil. Tanpa disadari ternyata Al
merasakan jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. “gue jemput El
kesini dulu ah biar ketemu sama mas Al hahaha” ledek Rio dan langsung mendapat
dukungan dari teman-temannya yang lain. Wajah Al terlihat gugup sama seperti
ekspresi El yang tadi.
Dan Rio pun menjemput
El di sekolah, El langsung naik ke motor Rio dan Rio mengajaknya untuk ke
warung itu lagi dengan alasan ada barangnya yang tertinggal. El hanya mengikuti
kata-kata Rio. “El lo tau gak tadi si Al ngomong apaan pas di warung?”
tiba-tiba Rio menanyakan hal yang aneh menurut El. “yeh mana gue tau kan lo
belum cerita sama gue hahahaha” El meledek Rio. “Ih serius.. tadi dia bilang
senyum lo manis persis kaya yang lo bilang ke gue tadi.” El tidak percaya dan
langsung mengelak. “ngarang aja lo kerjaannya mana mungkin dia ngomong kaya
gitu! Wooo mau coba bohongin gue? No way lah yaw…” El tertawa kecil dan tawanya
langsung berhenti ketika mendengar Rio mengucapkan “Demi Tuhan gue gak
bohong..” El terpaku dan membisu, apa lagi ketika sampai diwarung jantungnya
semakin berdetak kencang, sama halnya dengan Al.
Al menghampiri El dan langsung membuka pembicaraan,
sebenarnya mereka sama-sama merasakan grogi tetapi mereka berusaha menutupi
semuanya, teman-teman mereka mentertawakan dari jauh. “hmm..mau pulang sekarang
gak El? Udah mau hujan nih..” Tanya Al ditengah obrolan mereka. “boleh.. pulang
yuk udah sore juga Al.” El merapihkan tas dan mengenakan sweater berwarna biru,
dan ternyata Al mengenakan sweater dengan warna yang sama. “lo pulang sama gue
aja El..” ajak Al. ini gue mimpi gak sih
diajak pulang sama Al. al gue mau pulang sama lo. Aduh Al kok gentle sih mau
nganterin gue pulang. Teriak El dalam hati. “El? Kok diem? Mau gak pulang
sama gue?” El menepis semua lamunan El,
El pun mengiyakan dan langsung naik ke motor Al. deg..deg..deg..deg.. begitu
lah suara degup jantung Al dan El. Teman-teman mereka tidak habisnya meledek
mereka karena mereka ikut merasa senang dengan kedekatan mereka.
Dan ternyata di tengah perjalanan hujan, akhirnya mereka
berteduh di sebuah warung. Mereka menunggu hujan berhenti sambil berbicara
banyak hal. Dan mulai dari situlah keduanya merasa nyaman. Ketika hujan
berhenti Al mengantarkan El pulang, sesampainya dirumah El, Al langsung pamit
pulang karena hari sudah mulai gelap. El memasuki rumah dengan sangat
sumringah. El bersenandung kecil sambil memegangi pipinya. Mama papanya heran
melihat kelakuan El tetapi mereka sudah bisa menebak bahwa anak mereka sedang dilanda kasmaran.
drrttt.. drrtttt..
handphone El bergetar ternyata ada sebuah pesan dan itu
adalah AL! El senang bukan kepayang. Mereka melanjutkan obrolan mereka melalui
pesan singkat itu dan ketika menjelang tidur Al mengatakan “selamat tidur El..”
hati El semakin berbunga-bunga. El pun membalas pesan singkat itu “Selamat
tidur juga Al..” El menutup matanya dengan senyuman dan ia berbisik di dalam
hati “I love you Alvael!”
filos..
hari Senin pun tiba, ini adalah Ujian Akhir Semester El dan
seluruh siswa siswi SMA Budaya harus mengerjakan soal demi soal dengan teliti
agar mendapat hasil yang baik. Pelajaran pertama adalah biologi, El mencoba
menenangkan pikirannya yang sedang berbunga-bunga itu agar bisa santai dalam
mengerjakan soal. Pelajaran biologi, hingga pelajaran terakhir pun selesai dan
bel pulang berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar. Dan ternyata Rio sudah
menunggu El di depan pintu ruangan El. “Balik bareng Al gih, lo ditunggu dia di
parkiran.” Ucap Rio. “gue? Sekarang?” Tanya El dengan wajah linglung dan tetap
dengan jantung yang dag dig dug. “tahun depan! Ya sekarang lah non..” El
tersenyum bingung dan langsung berjalan ke parkiran. “hei El.. pulang sama gue
yuk? Tapi ke warung dulu ya sebentar.” Ajak Al, El mengangguk dan langsung naik
ke motor Al.
Sesampainya di warung Al duduk di sebelah el dan tanpa
membuang waktu.. “El gue suka sama lo, gue sayang sama lo, lo mau gak jadi
pacar gue?” boom!!! Al mengutarakan perasaannya kepada El, El hanya melongo
bingung karena ia masih tidak percaya. “El? Mau jadi pacar gue?” Tanya Al lagi.
“ini serius?” El bertanya balik. Al mengenggam tangan El dan mengatakan “serius
El gue sayang sama lo.” El melihat mata Al yang menatap sangat dalam. Dan pucuk
dicinta ulam pun tiba.. El mejawab dan menerima Al sebagai pacarnya. Al memeluk
tubuh El, dan teman-temannya langsung bersorak. El tersipu malu dan melihat
kearah Rio, Rio tersenyum dan mengacungkan jempol. “I love you Ella
Filoalisel!” Al berbisik di telinga El. “I love you too Alvael Gerladine..” dan
akhirnya hari itu menjadi hari jadi Al dan El. Dan terwujudlah nama ini
“AlvaElla”.
Kisah cinta AlvaElla berjalan layaknya seperti perjalanan
cinta Romeo dan Julliete. Semakin hari perasaan dua sejoli itu semakin dahsyat.
Hingga akhirnya 2 hari lagi tanggal 22 Maret. Itu adalah ulangtahun Al. El
sudah mempersiapkan banyak hal untuk merayakan ulangtahun hal. Sehari sebelum
ulangtahun Al, El pergi bersama Rio untuk memesan kue ulangtahun Al. dan ketika
perjalanan pulang mereka bertemu Al dan Al merasa sangat cemburu dan Al marah.
Lalu Al memutuskan untuk berpisah. El menangis tetapi Al tetap tidak ingin
mendengar, akhirnya El mencoba menjelaskan semuanya kepada Al. tetapi Al tetap
dibalut emosinya. “el.. maafin aku, bukan
karena aku gak sayang tapi aku gak bisa ngeliat kamu sama cowok lain. Aku
cemburu El. Maafin aku..” ucap Al dalam hati. El hanya bisa terdiam dan
menerima. Sesampainya El dirumah mama bertanya karena melihat mata El yang
sembab. El langsung masuk kamar dan membungkus kado untuk Al. mamanya masuk dan
mengusap rambut El. “kenapa sayang? Kok pulang-pulang nangis? Besok kan
ulangtahun pangeran nya El, kok permaisurinya sedih sih?” mama memeluk El, dan
El mencoba untuk menahan tangisnya. “udah gak ada AlvaElla lagi mam.. tadi Al
putusin Ella gara-gara Al ngeliat El naik motor sama Rio. Padahal semuanya EL
lakuin buat besok mam. El sayang banget sama Al, dan mungkin ini kado terakhir
buat Al.” akhirnya airmata mengalir juga tanpa El sadari. Mama mengusap air
mata El dan membantunya menghias kado untuk Al. “sabar sayang.. kuat ya.. kalo
Al emang udah ditakdirin buat Ella pasti dia balik lagi kok nak, cinta gak
boleh cengeng. Kalo El sayang perjuangin terus ya. Ella bisa..” Mamanya
tersenyum dan El mencoba membalas senyum mamanya sambil tetap menghias kado
untuk Al.
22 Maret pukul 00.00 WIB.
Tahanlah wahai waktu ada selamat
ulangtahun yang harus tiba tepat waktunya, untuk dia yang terjaga menantiku..
Happy sweet 17 Alvael Geraldine. Semoga semua bisa jadi lebih baik lagi
terutama untuk kita. I love you Al..
Begitulah pesan singkat yang dikirim untuk Al yang hari ini
berulang tahun ke 17. El lagi-lagi menangis memandangi foto Al. dan tak lama
dari itu..
I have died everyday waiting for you,
darling don’t be afraid I have loved you for a thousand years, I love you for a
tthousand more..
Nada dering khas yang El berikan untuk Al. El meraih
handphone nya dan benar saja di layar tertera nama Al. “Al?” El menekan tombool
hijau di handphone nya dan langsung menyapa Al melalui telepon. “Hallo Al? ada
apa?” Tanya El, “hei.. kamu belum tidur?”
“belum Al aku gak bisa
tidur.. kamu kenapa belum tidur?” El balik bertanya. “Aku tadi udah tidur terus
kebangun lagi. Oh iya makasih ya El, kamu orang pertama yang ngucapin ke aku.
Aku seneng banget kamu jadi orang yang pertama. Banyak banget yang doain kita
langgeng El. Aku sayang kamu..” ternyata Al sedang memandangi foto El, sama
seperti yang El lakukan. “Iya Al sama-sama aku juga sayang kamu.. sekarang
tidur dulu gih besok sekolah. Sekali lagi happy birthday Alvael. Good night, I
love you..” El sudah bersiap untuk tidur “Makasih ya sayang.. aku seneng
diulang tahun aku yang ke 17 ini aku sama kamu. I love you too sayang..” Jawab
Al dengan suara lembut sekali. Ketika El hendak memutuskan telepon El tiba-tiba
berkata “Al? berarti kita gak jadi putus?” El bertanya polos dan terdengar
suara tertawa kecil dari Al “iya sayang kita gak putus, maafin aku yang kemarin
ya. Aku nyesel.. sekarang tidur ya kita terusin besok. Dadah sayang, I love
you..” El lega sekali mendengar kata-kata Al. “Hehe iya sayang gak apa-apa kok.
I love you too..” Akhirnya telepon pun
terputus.
Malam harinya El memberikan kejutan diacara ulang tahun Al.
Al merasa sangat senang, dan jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, Al
mengantarkan El pulang dan ketika sampai dirumah El.. “sayang makasih banget ya
untuk hari ini, aku seneng banget aku ngerasa special di mata kamu. Kamu cinta
pertama dan cinta terakhir aku El. Aku sayang kamu..” Al mencium kening El, dan
El langsung memeluk Al erat. “Kamu juga cinta pertama dan terakhir aku Al, aku
juga sayang kamu..” El tersenyum dan Al pamit pulang. El sangat bahagia karena
akhirnya semua rencananya berjalan lancar walaupun sempat ada batu besar
menghalangi kemarin.
Hari demi hari.. bulan demi bulan sudah terarungi dan hari
ini adalah hari jadi AlvaElla yang ke satu tahun. Mereka menghabiskan hari ini
berdua, mereka pergi ke sebuah tempat yang indah sekali dan mereka menyanyikan
sebuah lagu yang sangat romantis.. “I love
you for a thousand years I love you for a thousand more..” lagu itulah yang
mereka nyanyikan di hari jadi mereka. “hari ini indah banget ya Al.. aku seneng
deh..” ucap El, Al langsung memeluk El.”iya semuanya indah kalo dilewatinnya
bareng sama kamu..” El mencubit perut Al dan mereka langsung tertawa. Dan
semenjak hari itu mereka semakin seperti Romeo dan Julliete perjalan cinta
mereka indah walau terkadang ada secuil masalah yang membuat mereka terbakar
ego. Ya namanya perjalanan cinta pasti ada likunya.
15 Juli, 19.00 pesta ulangtahun El yang ke 17. Al memberikan
sangat banyak kejutan untuk El. Dan Al menyanyikan lagu favorit mereka di acara
ulang tahun El. El tersipu malu dan ia
sangat terkejut ketika melihat sebuah bingkisan besar dari Al. ketika El
membuka bingkisan itu terlihat sebuah lukisan yang sangat indah. Lukisan itu
adalah El yang sedang tersenyum, al membuat lukisan itu untuk menjadi hadiah
ulangtahun ke 17 El. Teman-teman yang hadir langsung bersorak seperti biasa
“cieee…” EL tertawa kecil, dan untuk El itu adalah hari terindah didalam
hidupnya.
Akhirnya mereka lulus dari SMA
Budaya, dan mereka kuliah di salah satu Universitas Negri terfavorit di
Indonesia. Perjalanan cinta mereka tetap berjalan sangat mulus. Hingga akhirnya
mereka menjadi sarjana. Al diterima disebuah perusahaan swasta yang bergerak di
bidang teknik. Sementara El diterima di sebuah perusahaan asing dibidang
advertising. Tak terasa hubungan mereka sudah terjalin hamper 5 tahun. Dan
sekarang usia mereka sudah memasuki angka 20. “sayang besok kita 5 tahun ya?
Cieee..” ucap Al yang sedang berbicara dengan El lewat telepon. “iya dong
sayang besok kita 5 tahun. Seneng gak sayang? Hehe” ucap El. “seneng dong
sayang, besok pulang kerja aku jemput yah aku mau ajak kamu ke suatu tempat.”
Ajak Al kepada El, El langsung penasaran dan bertanya kepada Al. “Mau kemana
sayang?” Al hanya menjawab “ada deh.. kamu kepo!” lalu Al tertawa “ih nyebelin
banget sih ditanya juga, dasar jelek!” Al semakin tertawa mendengar suara El.
“rahasia dong sayang kalo dikasih tau namanya bukan surprise gendut.. payah!”
Jawab Al. “ih dasar jelek! Yaudah besok aku tunggu ya sayang, aku mau mandi
dulu. Kamu juga mandi gih sana bau ih!” ucap El meledek “yeh.. nyebelin. Yaudah
aku mandi ya, kalo udah selesai sms aku. Dah.. love you..” El tertawa kecil
“hehe iya sayang, love you more sayang.. dadah..” tut..tut..tut.. tandanya telepon sudah terputus.
“Besok 5 tahun sama Al, lucu juga yah
yang dulu nya gue nangis-nangis gara-gara ngeliat dia sama cewek lain eh terus
tiba-tiba jadian dan sekarang udah mau 5 tahun. Al.. al.. kamu lucu banget sih
Al selalu aja punya cara bikin aku seneng. Semoga kita awet terus ya sayang..
hihi dasar Al. Filos..” ujar El yang tersenyum sambil memandangi foto mereka
berdua. Dari zaman mereka SMA, kuliah, hingga sekarang. Filos..
Dan sekarang adalah hari jadi
AlvaElla yang ke 5. Sesuai dengan janjinya Al sudah stand by di depan kantor
El. Al mengajak El ke sebuah tempat yang tidak asing lagi untuk El, di warung
itu warung bersejarah lahirnya AlvaElla. El terkejut disaat melihat semua
teman-teman yang menyaksikan kejadian 5 tahun lalu itu datang dan memberi
kejutan. Ternyata Al yang menyiapkan semua itu. Ternyata ada Diana juga sahabat
pertama El di SMA dan ternyata ia menggandeng Rio. El terkejut “Diana sama Rio?
Sejak kapan? Kok ga pernah cerita sih? Ih jahat!” El merengek manja dan Diana
langsung mencubit pipi El “baru aja kok El.. ini baru mau diceritain hehe”
jawab Diana. “Cieee udah 5 tahun ya mbak sama mas Al nya? Cepet-cepet aja ke
pelaminan hahahaha” Al menyenggol Rio dan ikut tertawa bersama Rio. “apaan sih
lo hahaha” El tertawa dan lagi-lagi pipinya memerah.
Al tiba-tiba mengambil sesuatu di
mobilnya. Dan ternyata itu adalah sebuah kotak kecil. Tiba-tiba semuanya jadi
hening dan semua perhatian terpusat kepada Al dan El. “Sayang.. selamat hari
jadi yang ke 5 ya, semoga kita awet terus. I love you..” ucap Al sambil membuka
kotak kecil tersebut. Dan didalamnya terdapat sebuah kalung bertuliskan
“Alvaella” El meneteskan airmata dan langsung memeluk Al. dan kebiasaan
teman-teman mereka belum hilang juga mereka serempak berteriak “cieeee..” Al
memasangkan kalung tersebut di leher El. Tuhan..
terimakasih telah menghadirkan sosok Al ke dalam hidup ku. Jaga dia untuk aku
ya Tuhan.. filos..
3 bulan setelah hari jadi mereka, Al
mengajak El makan malam dirumahnya. El bertemu dengan keluarga Al, dan hubungan
mereka terasa sangat hangat. Hari sudah
semakin larut dan El pamit pulang, Al mengantar kan El pulang ke rumahnya. “El
besok aku berangkat ya..” ucap Al. “kamu mau kemana? Kok gak cerita sama aku
sih?” jawab EL bingung karena Al sama sekali tidak bercerita kemana ia akan
pergi dan untuk apa. Al menceritakan semuanya kepada El. Ternyata Al di kontrak
di sebuah perusahaan asing yang berada di Australia. El merasa berat
mendengarnya. “Cuma 3 bulan kok sayang gak lama.. aku pasti kabarin kamu
terus.” El terlihat meneteskan airmata, karena baru kali ini ia harus merasakan
jauh dari sosok yang biasanya selalu hadir di setiap hari-hari nya. Mobil Al
pun berhenti di depan rumah El, air mata El masih tetap menetes. Al memeluk
tubuh kekasihnya itu dan mencium kening El. “Percaya aku sayang, aku gak
macem-macem disana aku janji. Inget aku selalu sayang km. aku Cuma sayang sama
kamu Ella..” El hanya terdiam menatap dalam mata Al. Al mengusap air mata El
dan terus memeluk Ella Filoalisel.
Hari ini adalah hari keberangkatan Al
ke Australia. El mengantar Al sampai bandara bersama Rio dan Diana. Pesawat Al
sudah tiba dan El meneteskan air mata lagi. Berat
aku ninggalin kamu El, tapi ini semua demi masa depan kita nanti. Aku janji
bahagiain kamu El. Aku sayang kamu.. ucap Al dalam hati. “Al.. jangan nakal
ya disana, kerja yang bener kamu ga boleh genit. Kamu udah punya aku. Aku
sayang kamu.” El langsung memeluk Al erat-erat. Dan Al menjawab “Aku janji
sayang, aku berangkat ya. Jaga diri kamu. I love you Ella..” Al mengecup kening
dan kedua pipi El, El menangis terisak terasa berat melepaskan kepergian Al. Al
pun pergi..
“udah El jangan nangis terus Al kan
Cuma pergi sebentar..” Diana memeluk El, El hanya terdiam memandangi foto Al.
Al lagi apa? Aku kangen Al.. baru ditinggal sebentar aja aku udah kangen.
Jangan nakal ya Al..
Drrttt.. drrtt..
Sebuah pesan masuk dari Al, El
langsung seigap membuka pesannya “hei
sayang.. udah maem? Km lg apa? Aku baru sampe hotel sayang, capek.. I miss
you..” El terdiam dan terus memandangi foto Al.
Belum ada sehari ditinggal Al kenapa rasanya gue udah galau banget sih.
Kadang cinta itu abstrak.. hmm..
“hei sayang.. aku udah maem, km? km istirahat ya jgn kecapean km ga boleh
sakit! I miss you too love..” El menekan tombol send.
Sudah satu bulan berlalu, Al masih
berada di Australia. Rasa rindu itu terus menusuk El. 2 bulan bukanlah waktu
yang singkat untuk menanti, tetapi El tetap menguatkan hati sampai 2 bulan ke
depan sampai Al kembali lagi ke Indonesia.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk.
“kok tumben ya Al nomornya sibuk? Coba
nanti gue telepon lagi deh..”
El mengaktifkan laptopnya dan
berkomunikasi dengan Diana via Skype. “Gue kangen Al banget.. kok 2 bulan lama
ya na?” terlihat ekspresi sedih dari wajah El. “tadi juga gue telepon nomornya
sibuk na tumben.. gue takut Al kenapa-kenapa.”
“eh jangan mikir jelek dulu dong el.
Namanya juga orang lagi kerja.. Al pasti lagi sibuk say..” Jawab Diana.
“hmm.. mungkin. Gue mandi dulu ya
badan lengket banget abis kerja. Dadah Diana, keep contact ya I love you..” El
memutuskan skype nya dengan Diana.
Mama sudah memanggil El untuk makan
malam, El turun dengan wajah yang sangat tidak bersemangat. Mama menanyakan ada
apa dan El menceritakan semua. Mama berkata hal yang sama dengan Diana “Al lg
sibuk sayang..” it’s okay kalo Al sibuk
gue coba ngerti. El merasa matanya sudah berat dan langsung mengirim pesan
singkat untuk Al “aku bobo duluan ya Al,
km jgn lupa maem, mandi, istirahat. Take care! I love you..” El menunggu
setengah jam tetapi tidak ada balasan juga dari Al. akhrinya El memutuskan
untuk tidur saja.
Sudah dua bulan Al bekerja di Negara
seberang, dan belum ada kabar juga. Bayangan Al selalu berlari-lari dipikiran
El. Hingga akhirnya suatu malam…
I have died everyday waiting for
you..
AL!!!!! El
langsung menyambar handphonenya dan mengangkat telepon Al. “hallo Ella..”
terdengar suara dari Al, “hai Al kamu kemana aja sih sebulan gak kabarin aku!
Aku khawatir!” El menjawab dengan nada setengah kesal.
“Aku gak apa-apa sayang maafin aku ya
gak kabarin km, aku sibuk banget sayang.. aku lembur setiap hari aku capek
banget, biasanya ada yang pijitin aku tapi sekarang gak ada. Aku kangen km
El..” Ucap Al.
“Aku juga kangen sama km sayang, apa
lagi pas kamu gak kasih kabar. Aku khawatir.. kamu jangan kecapean ya sayang.
Sebulan lagi kamu pulang aku mau cepet-cepet ketemu kamu.” Jawab El dengan
suara serak karena menahan tangis. “iya sayang aku gak kecapean, kamu jangan
nangis dong. Sekarang bobo gih udah malem kan disana? Aku harus lanjut kerja
lagi. Dadah sayang jangan nakal ya, love you ella..”
“Kamu juga jangan nakal ya sayang,
dah… I love you too..” Sambungan telepon terputus. El segera mandi dan langsung
bersiap tidur.
Ini adalah cobaan cinta, dimana kita harus bisa sabar menunggu. Dan
yang paling berat adalah kita harus bisa menahan rindu yang setiap saat semakin
meruncing. Dan kita harus tetap percaya dengan seseorang yang jauh ribuan
kilometer. Aku sayang kamu Al..
El terlelap dalam tidurnya, terlihat
raut garis yang letih di wajahnya.
“Hei muka lo kok capek
banget sih El? Banyak pikiran ya di kantor?” Tanya Diana disaat mereka bertemu
di sebuah café. “Iya gue lagi capek banget Na.. lo gimana di kantor? Gue suntuk
nih..” jawab El tanpa semangat.
El
semenjak jauh sama Al lo jadi gak semangat banget sih.. beda banget sama lo
yang dulu tapi gue janji jaga lo demi Al demi persahabatan kita. Kata Diana dalam hati. “ya gitu deh sama kaya lo,
gue juga lagi capek di kantor. Nanti malem aja gue ada meeting sama client.” El
hanya melemparkan sebuah senyum dan ternyata ia sedang memandangi foto Al di
handphonenya.
Setiap El letih pasti ia
memandangi foto Al, karena entah mengapa El selalu menemukan sebongkah semangat
dari senyum Al. hati El terus menangis memanggil nama “Alvael Geraldine”.
Seminggu lagi Al pulang tetapi masih
belum ada kabar dari Al, El mencoba membangun pikiran yang positif terhadap Al.
Dan seminggu pun berlalu seharusnya hari ini adalah hari kepulangan Al. El
langsung bergegas menuju bandara untuk menjemput Al. pagi, siang, sore, hingga
malam Al tak kunjung menampakan batang hidungnya. El sangat merasa kecewa.
Sekarang sudah dini hari dan El memutuskan untuk pulang saja. Di sepanjang
perjalanan El menangis, hingga sampai dirumah pun El masih menangis. El tidak
tahu perasaan apa yang ia rasakan sekarang antara sedih, kecewa, benci, marah,
khawatir, rindu, semuanya bercampur aduk.
Dua hari lagi adalah hari ulang
tahun El yang ke 21 dan masih belum ada kabar juga dari Al. El sangat sedih,
Diana, Rio, bahkan Dimas sahabat kecilnya tidak berhasil untuk menghibur Diana.
Kriiing..
kriiiing…
“Hallo
selamat malam.. mau bicara dengan siapa?” sapa mama El saat mengangkat telepon
rumah yang berdering. “tante ini Al, Al mau bicara sama tante tapi tolong tante
jangan kasih tau El ya,..”
“Al kamu kemana saja nak, El
khawatir mikirin kamu terus. Ada apa sih? Kayanya rahasia banget..” mama El
penasaran. “iya tante Al tau, maafin Al ya tante bikin Ella jadi begitu. Jadi gini
tante dua hari lagi kan El ulangtahun, Al mau kasih kejutan buat Ella. Tante
mau bantu Al kan? Nanti Al jemput om sama tante, Al udah ngerencanain ini juga
sama Diana, Rio, dan Dimas.” Jelas Al panjang lebar. “ih kamu tuh ya dari dulu
iseng banget.. yaudah asal jangan macem- macem ya. Tante mau bantu Al kok.”
Jawab mama El dengan ramah.
“hehe iya tante Al gak macem-macem
kok. Hmmm.. tante pas ulangtahun El, Al mau lamar El boleh?” Tanya Al dengan
jantung yang berdegup sangat cepat. “kamu serius sama El? Tante sama om sih
setuju aja nak Al, asal kamu bisa jaga Ella dan tanggung jawab dengan baik ya.”
“jadi tante
setuju?” Al memastikan. “iya nak, apapun yang terbaik untuk kalian berdua.” Tiba-tiba terdengar Al
menjerit gembira. “makasih ya tante, semoga semua nya berjalan lancar. Maaf Al
ganggu tante malam-malam. Makasih tante, malam..” Al menutup telepon dengan
suasana hati yang gembira.
Sehari sebelum El ulang tahun, Al
masih belum mengaktifkan handphonenya. Tanpa kabar secuil pun dari Al. akhirnya
El memutuskan untuk mengirim pesan singkat kepada Al. El masih berharap Al akan
hadir disaat ulangtahunnya nanti. El sama sekali tidak mengharapkan kejutan
apa-apa tapi El hanya ingin bertemu dengan Al.
Al..
kamu dimana sih sebenrnya? Kamu kenapa Al? aku kangen kamu.. aku tetap percaya
cinta kita Al..
Filos..
15 juli pukul 00.00 WIB.
Drrttt..drttt.. handphone El bergetar ternyata ada
telepon dari Diana. “happy birthday Ella.. happy birthday Ella.. happy
birthday.. happy birthday.. happy birthday Ella..” terdengar suara Diana
bernyanyi dan mengucapkan selamat ulangtahun kepada Ella yang kini berusia 21
tahun. El sangat senang dan lagi-lagi El berharap ada sosok Al di hari
specialnya ini.
Sudah pukul 19.00 WIB dan tandanya
El bisa pulang kerumah dan terbebas dari jeratan tugas-tugas kantornya. El
kaget ketika melihat Diana dan Rio sudah berdiri di depan kantornya. “yuk ikut,
kita rayain ulang tahun lo. Lagi gak bawa mobil kan El?” Tanya Diana. El
menggeleng dan masuk ke dalam mobil. Rio membawa El dan Diana ke suatu tempat
yang indah. Tepatnya tempat itu adalah tempat Al dan EL merayakan hari jadi
yang pertama. Ketika turun dari mobil, Diana menutup mata El dengan sebuah
selendang. “Na.. apaan sih kaya ABG aja, gue udah tua” ujar El. “Udah deh Non
Ella diem aja, ikutin gue.”
Dan langkah mereka terhenti dan
terdengar lagu a thousand years. Jantung
El tiba-tiba berdegup cepat. Ketika El membuka penutup matanya, ada sosok Al
yang berdiri dihadapannya. El terdiam karena merasa sangat kaget. Al memegang
tangan El “masih inget tempat ini?” Tanya nya. “masih..” jawab El singkat.
“Happy birthday sayang.. maaf
kemarin aku ngilang. Aku siapin ini semua buat kamu. Aku mau kasih surprise ini
buat km.” Al mengecup kening El, El merasakan hangat kecupan itu. “Iya sayang
makasih ya aku seneng banget, jangan kaya gitu lagi ya aku sedih.. jangan
hilang lagi..” El menggenggam erat tangan Al. “Iya sayang aku janji, aku sayang
kamu Ella..” Al pun mengeluarkan sebuah kotak kecil dan Al membukanya. Ternyata
itu adalah sebuah cincin yang indah sekali.
“Ella.. Will you marry me?” Tanya
Al. El meneteskan airmata dan menoleh kearah orangtuanya, mereka mengangguk
begitupun teman-temannya. Dan Ella pun menjawab..
“Yes, I do..” sambil tersenyum dan
meneteskan airmata bahagia. Al memeluk El erat-erat dan semuanya yang hadir
bertepuk tangan dan mengusap air mata bahagia untuk pasangan Romeo dan Julliete
ini..
0 comments:
Post a Comment