Saturday, May 4, 2013

Filos

Kriiiinggg….
Jam weker El sudah menunjukan pukul 06.00 WIB. EL yang masih dibalut selimutnya tiba-tiba tersontak dan tersadar dari mimpi indahnya. Ella Filoalisel adalah seorang gadis yang kini baru saja lulus SMP di usianya yang ke 14. Tanpa banyak gerak gerik El langsung menyambar handuk ungunya dan langsung lari menuju kamar mandi.
“Hallo Dim.. iya iya sorry gue kesiangan nih, gue udah mandi kok tunggu sebentar lg gue keluar.” El menekan tombol merah di hp nya untuk memutuskan telepon dari Dimas sahabat nya sejak kecil. El menuruni anak tangga rumahnya dengan tergesa-gesa dan langsung mencium pipi mamanya. Sarapan yang sudah disiapkan ditinggal begitu saja, mama nya hanya bergeleng-geleng kepala melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.
“Dimaaas maaf banget ya gue kesiangan, semalem gue abis nonton dvd yang baru gue beli kemarin dim.” Dimas hanya terdiam dan langsung memberikan sebuah helm kepada El. “ah ga seru gitu aja ngambek.. maaf ya Dimas kan sahabat gak boleh marahan..” El mencoba merayu Dimas, dan Dimas hanya menjawab “Iya bawel!” Dimas langsung meluncurkan motornya menuju sebuah sekolah negri ternama di Jakarta.
SMAN 115 Jakarta, adalah awal mula El melihat sesosok pangeran yang selalu membuatnya tergila-gila. Pagi itu El dan Dimas mendaftarkan diri mereka untuk menjadi siswa disekolah tersebut. Karena sejak dulu sekolah inilah yang menjadi target duo sahabat ini. Selesai menyerahkan semua berkas, El mengajak Dimas untuk makan di kantin SMAN 115 Jakarta. Ketika sedang asyiknya El melahap sepiring bakso tiba-tiba ia berhenti dan pandangannya tertuju kearah pohon yang sangat rindang. “El? Kok lo bengong?” Tanya Dimas heran. “Dim… astaga liat deh ke bawah pohon yang itu, ada pangeran Dim. Dim.. prince charming gue banget!” pandangan El tetap menuju ke pohon itu yang ternyata ada sesosok lelaki yang bertubuh tinggi, berkulit putih, dan bermata sangat indah. “yang mana sih El?” Tanya Dimas lagi karena ia masih belum dapat memastikan lelaki mana yang dipandangi El sejak tadi. “itu loh Dim yang pake tas warna biru.. Dimas ganteng bgt dim….” El mengarahkan jari telunjuknya kearah laki-laki bertas biru itu berada. “oh… yang itu! Ya emang ganteng sih tapi kaya mau aja dia sama lo! Hahahahaha” dimas terpingkal-pingkal dan muka El langsung merah padam tapi tetap ia mengalihkan pandangannya lagi kearah lelaki itu.
Disepanjang perjalanan pulang El terus membahas lelaki itu, tak ada hentinya ia menyebut laki-laki itu dengan kata “Pangeran”. Dimas hanya tersenyum dan berusaha menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya yang sedang kasmaran itu.
Esok harinya El kembali datang ke SMAN 115 Jakarta untuk melihat jurnal dan ternyata ia tidak lolos, begitu pula dengan Dimas. Akhirnya mereka memutuskan untuk mendaftar di SMAN 116 Jakarta, dan hasilnya El tidak lolos lagi tetapi berbeda dengan Dimas yang lolos menjadi calon siswa baru di SMAN 116 Jakarta.
“Yah dim.. gue gimana dong gue ga lolos lagi. Gue sekolah dimana nih? Lo mah enak Dim udah tenang.” Ucap El dengan ekspresi sedih. “eh jangan putus asa gitu dong bro.. masih banyak sekolah lain. Sekolah apaan tuh yang waktu itu lo bilang? SMA Budaya ya? Mau coba kesana gak?” dimas menawarkan El untuk mendaftar di SMA Budaya salah satu SMA swasta terbaik di Jakarta. “iya Budaya, tapi itu swasta Dim.. kalo bokap gue gak ngizinin gimana?” tampang El semakin memelas. “yeh swasta sama negri sekarang sama aja neng.. siapa tau rejeki lo emang disitu. Sekolah tuh bukan tergantung negri atau swastanya tapi gimana lo serius atau engga ngejalanin sekolah lo.” Dimas mencoba menghibur El, dan tanpa membuang waktu mereka berangkat menuju SMA Budaya.
SMA Budaya adalah salah satu sekolah yang tidak mengandalkan nilai UN atau yang sering kita sebut “Nem”. Di sekolah ini diberlakukan system test untuk calon siswa siswi yang mendaftar disini. El pun mengikuti prosedur nya, ia akan melaksanakan test tertulis besok pagi. El banyak berharap agar bisa lolos test dan masuk ke sekolah ini, SMA Budaya..
            Filos..
“Dimas besok gue test, doain gue ya dim biar lolos. Gue gak tau mau daftar kemana lagi, kalo gak lolos test ini bisa dijeblosin ke pesantren gue. Gak kebayang kan lo 5 tahun kedepan lo ketemu gue dan gue udah bercadar..” Ujar El yang sedang berbicara dengan orang seberang, ya siapa lagi kalau bukan Dimas. Dimas adalah sahabat El yang bisa dibilang paling setia, mereka berteman semenjak mereka masuk ke taman kanak-kanak. Semua hal yang El alami dan rasakan pasti dibagi kepada Dimas begitu pun sebaliknya. “hahahaha El.. lo tuh ya dari tadi ngomongnya ngaco terus! Udah sana udah malem mending lo tutup bukunya, lo istirahat terus bobo cantik! Hahahaha” dimas lagi-lagi terpingkal karena ucapan El. “ih apaan sih lo dimas! Ngeselin banget gue lagi panic diketawain terus!” Jawab El dengan nada kesal. “hahaha iya non Ella Filoalisel maaf… yaudah sana lo istirahat biar besok otaknya fresh, besok gue tungguin testnya. Kalo lolos gue traktir es krim di café biasa.” Dimas mencoba meredam kekesalan El karena hobinya yaitu meledek El. “yaudah iya, awas kalo gak traktir gue gak mau main lagi!” suara El sedikit mengancam. “dih bodo, dasar bocah! Udah ah! Dadah Ella..” sahut dimas. “Yaudah dadah Dimas bau!” El langsung mematikan teleponnya dan langsung terlelap memeluk bantal bintangnya.
Dan hari ini test pun dimulai, El mengerjakan soal demi soal dengan sangat teliti. Setelah selesai El langsung menghampiri Dimas yang menunggunya di kantin. “Dim.. udah dong dan gue ngerjainnya lancarrrr.” Ucap El sambil menyambar softdrink milik Dimas. “Ya baguslah.. tapi liat hasilnya ya nanti.” EL tidak menghiraukan ucapan Dimas dan langsung memesan sepiring siomay. Tepat pukul 13.00 WIB hasil test telah ditempel dan nama Ella Filoalisel berada di peringkat pertama. El sangat gembira, dan Dimas pun menepati janjinya untuk mentraktir El. Dan lagi-lagi “yahhh.. berarti gue gak ketemu pangeran gue dong dim? Yah sedih deh..” El tetap membahas lelaki itu. “lebay dasar! Jodoh gak kemana Non Ella tenang aja..” El hanya terdiam dan terus membayangkan pangerannya.
“Mama.. El punya kabar bagus dong mam..” El menghampiri mamanya yang sedang duduk di teras belakang rumahnya. “apa itu cantik? Coba kasih tau mama dong..” mamanya membalas sambil membelai rambut indah El. “mama kepo ya? Cie mama..” El tertawa nakal mamanya mencubit pipi anak semata wayangnya itu. “El lolos test dong mam, dan mama tau? El peringkat pertama. Mama seneng gak?” El tidak sabar melihat ekspresi super heronya maksudnya mamanya. “aduh.. seneng gak yah?” mama El membalas guyonan El. El mendengus kesal dan mamanya langsung memeluk El. “Ya seneng dong sayang.. mama bangga deh sama anak mama yang cantik ini nih. Belajar yang bener ya nak, tunjukin kalo kamu selalu bisa jadi yang terbaik..” El membalas pelukan mamanya dan mengatakan “pasti mam.. I will do my best, it’s because I love you.” Mamanya tersenyum dan mengecup kening El.
Malam hari dikamar El.. “Pangeran itu siapa sih nama aslinya? Berarti besok gue ga ketemu pangeran dong? Gue pengen banget tau siapa nama pangeran itu. Pangeran..” gumamnya kepada dirinya sendiri. Pangeran kalo kamu emang buat aku kita pasti ketemu secepatnya, dan kita jadi satu. Filos.. dan mata El pun terpejam.
Kriiing…
“Jam 5! Gue harus sekolah!” El beranjak dari tempat tidurnya, dan ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. El sangat bersemangat sekali pagi ini, biasanya ia bangun jam 06.00 dan sekarang ia bangun 1 jam lebih awal dari biasanya. Setelah selesai mandi El bercermin dan ia heran tumben sekali ia sudah siap pukul 05.45. “Kok masih pagi banget ya? Tapi kenapa gue semangat banget pagi ini? Dan kenapa gue deg-degan? Ah who cares mungkin ini hidayah biar gue ga kesiangan terus..” El keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju meja makan. El sarapan bersama keluarganya, selesai sarapan El berangkat ke sekolah bersama papanya. Diperjalanan papanya bertanya kenapa El tumben sekali sudah siap pagi-pagi El hanya bergeleng kepala dan tersenyum.
El masuk ke kelas 10F dan tidak ada seorang pun yang El kenal. Akhirnya ada seorang gadis berambut ikal bersedia menawarkan bangku kosong di sebelahnya. Gadis itu terlihat ramah sekali. Ia memperkenalkan dirinya “hai.. aku Diana, kamu siapa?”
 “hei.. aku Ella tapi panggil saja aku El.” Mereka memulai percakapan dan tak terasa Pak Sony wali kelas mereka sudah masuk dan mengbsen para siswa satu persatu kemudian memperkenalkan nama beliau.
Teng..teng..teng..
Saat El hendak berjalan menuju kantin tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dan itu adalah Shanti temannya di SMP. “Hei.. masuk sini juga Shan? Siapa aja yang masuk sini?” Tanya El, “iya lah kalo gak disini masa gue ketemu lo hehe yang masuk sini si Yosep, Clara, Mika, sama siapa lagi yah gue juga ga tau hehe” jawab Shanti sambil cengengesan. “dasar.. yaudah kantin bareng yuk?” Shanti menggandeng tangan El dan langsung berjalan ke arah kantin. Sesampainya di kantin El dan Shanti banyak sekali bercerita, dan tiba-tiba Shanti menanyakan adakah lelaki yang disukai El, dan El menjawab ada lalu mulai menceritakan awal ia bertemu pangerannya itu. Shanti bercie-cie dan muka El mendadak menjadi seperti tomat. “Udah yuk shan udah mau bel juga nih, ntar aja balik kita bareng terus cerita-cerita lagi.” El menarik tangan Shanti. Dan ketika mereka berada di pojok kantin El terdiam karena melihat.. jeng..jeng.. Pangerannya! “Shanti! Ada cowok yang gue suka!!!!” El langsung bergairah. “mana? Mana?” Shanti celingukan mencari sosok lelaki itu. “Eh ada mantan gue El..” Ujar Shanti sambil menunjuk ke arah pangeran El, El kira lelaki yang berada disebelah pangerannya ternyata ia terkejut saat bertanya yang mana mantan kekasih Shanti, dan Shanti menjawab “Dua-duanya El..”
Pranggg…
Rasanya hati El remuk, entah kenapa tetapi baru kali ini perasaan itu dirasakannya. Biasanya jika ia menyukai seseorang dan ada temannya yang menyukai orang itu juga dengan mudah ia mengalah dan melupakan lelaki itu. Tetapi sekarang rasanya El ingin sekali memperjuangkan cintanya. “Eh.. by the way mana cowok yang lo suka El?” Tanya Shanti yang membuyarkan lamunan El. “Hehehe salah orang gue Shan.. oh iya nama mantan lo siapa Shan?” El mencoba mengalihkan pembicaraan. “yang kulitnya sawo matang itu Doni, nah yang putih itu Alvael..” Shanti menjawab dan meneruskan langkahnya menuju kelas. Alvael.. nama nya unik banget.. seandainya nama kita bisa bersatu jadi AlvaElla. Gumam El di dalam hati dan lagi-lagi pipinya memerah seperti tomat. Ia terus tersenyum sepanjang hari, hingga ia sampai dirumah pun senyumnya masih terukir manis.
Ketika El sedang mengambil segelas air putih di dapur mamanya bertanya “Anak mama kenapa nih dari tadi senyum-senyum terus. Udah ada gebetan ya disekolah?” El hanya cengengesan dan mencium pipi mamanya dan langsung balik badan dan berjalan ke kamarnya. “Dasar anak ABG..” ujar mamanya.
“Alvael.. namanya lucu banget. Tapi kenapa dia harus jadi mantannya Shanti sih? Gue kan gak enak kalo harus terang-terangan sama Shanti kalo gue itu sebenernya suka sama Alvael. Tapi.. gue.. ah kalo emang udah takdirnya gue sama Alvael juga pasti ada jalannya.” El berbicara di depan cermin.
Dan benar saja setelah berselang 4 bulan El mendapat tawaran untuk menjadi vokalis di band Al dan teman-temannya. Tetapi lagi-lagi.. prang… hati El hancur berantakan ketika latihan Al membawa seorang gadis cantik dan teman-temannya bilang itu adalah kekasih Al. Mungkin kalau tempat itu sepi El sudah meraung-raung tapi situasi disini sangat ramai. Akhirnya El hanya bisa diam. “Lo kenapa El? Kok ga semangat gitu sih?” rio mencoba bertanya kepada El. “eh Rio.. gue gak kenapa-kenapa kok. Emang kenapa sih?” El memang menanggapi pertanyaan Rio tetapi pandangannya tetap menuju kearah Al yang sedang bermain gitar, dan Rio memergokinya. Rio pun mengerti dan langsung meledek El “lo suka sama Al ya? Ngaku lo El.. cie.. bilangin ke Al ah.” El kaget dan langsung terlihat sangat gugup, Ia heran bagaimana bisa Rio mengetahui perasaannya. “ih apaan sih lo? Enggak! Masa iya gue suka sama cowok orang. Lagi juga mana mau doi sama gue ceweknya cakep begitu..” El mengelak tetapi Rio tetap saja meledeknya. “Lo ga bisa bohong sama gue El. Suka bilang aja suka, mereka kan baru pacaran ini masih bisa putus. Jodoh gak kemana..” El mencubit perut Rio dan menlanjutkan menghafal lirik yang diberi oleh Al.
Ketika mulai latihan lagi jantung El terasa berdebar sangat dahsyat apalagi ketika ia dan Al bernyanyi bersama. Dan tak sengaja mereka mereka saling memergoki ketika mereka sedang saling curi-curi pandang. Rio yang sudah mengetahui perasaan El langsung berdehem dan tertawa-tawa. Pipi El dan Al memerah bersamaan.
Sore hari di teras belakang rumah El.. “Dim pangeran gue udah punya cewek masa tadi di bawa latihan sama dia. Patah deh hati gue.” El bersandar di tembok terasnya dan Dimas pun menanggapi. “Lebay lo El.. baru pacaran, sebelum janur kuning melengkung hajar terus bro..” Dimas mencubit pipi sahabatnya itu, El tersenyum dan tiba-tiba berucap lagi “tapi ceweknya cantik banget Dim, ya pasti Al milih ceweknya lah Al nya juga cakep begitu. Hah bendera putih deh gue kibarin.” El sangat lesu saat berbicara seperti itu. “Nah kan.. gini nih jeleknya lo pesimis banget! Emang lo pikir semua cowok itu ngeliat cewek Cuma dari tampilan luarnya doang? Salah besar kalo lo mikir gitu. Kalo Al ngerasa lo lebih baik dari ceweknya dia pasti milih lo lah El.. udah ah jangan galau mulu, nih mainin!” Dimas menyodorkan sebuah gitar dan mereka bernyanyi bersama di bawah siluet senja yang memercikan sedikit warna merah jambu, semerah jambu hati El semenjak ia mengetahui Al. Filos..
El mencoba melupakan Al ketika ia melihat gadis itu sedang bersender di pundak Al. prang.. prang.. prang.. entah sudah menjadi berapa banyak serpihan hati El saat itu. Ingin rasanya El menangis dan mengungkapkan semua perasaan nya kepada Al tapi semuanya tidak mungkin. El bukan lah siapa-siapa Al, hanya sebatas teman 1 band. Apalagi Al terlihat sangat menyayangi gadis itu. Patah lah sudah harapan El untuk terus mempertahankan cintanya. “Lo kenapa El? Kok sedih banget sih mukanya? Jelek lo ah..” sapa Rio saat melihat El sedang duduk di tangga dekat perpustakaan. “Al sayang banget ya sama ceweknya? Gue nyerah aja deh kalo begini ceritanya. Gue gak mungkin sama Al..” El menahan tangis, Rio kaget dan langsung mencoba menenangkan El yang sudah ia anggap sahabatnya. “El lo ga boleh ngomong gitu dong, biasanya lo ceria kok sekarang jadi cengeng kaya gini sih? Kalo soal perasaan y ague ga tau El, gue ga pernah nanya sama Al. Tapi gimana ya El.. gue yakin kok lo masih punya harapan buat sama Al. udah banyak juga Al ngerespon lo kan? Jangan putus asa gitu, suatu saat pasti ada jalan biar kalian berdua bersatu El.” El yang sudah tidak mampu membendung air mata langsung menumpahkannya. “Gue takut kalo untuk terlalu berharap tinggi gitu, gue gak mau sakit hati lebih dalem yo.. kaya gini aja gue udah ngerasa sakit banget. Apa lagi kalo ternyata gue dapet harapan kosong.” Rio mengusap air mata El dan terus mencoba menenangkan hati El. “ya sekarangsih terserah lo. Mau tetep nunggu Al boleh mau buka hati buat yang lain juga boleh. Tapi jangan salah pilih ya El gue gak mau liat lo sakit, lo udah gue anggep sahabat gue. Jangan sedih terus El. Percaya aja ya jodoh itu gak akan kemana. Kalo emang udah takdirnya lo sama Al pasti ada jalan buat kalian berdua.” El tersenyum dan menghapus air matanya.
Sebulan kemudian Rezky, sosok di masa lalu El datang. Akhirnya El mencoba untuk kembali menjalani hidupnya bersama Eky, begitulah panggilan El untuk Rezky. Memang di awal El sedikit demi sedikit bisa menutupi kesedihannya tentang Al. tetapi semakin hari berlalu bayangan Al semakin melekat di pikiran El. El tetap tidak bisa membohongi hati kecilnya, memang di bibir El memilih Eky tetapi hatinya menolak. Hatinya tetap memilih Al. akhirnya El memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Eky, awalnya Eky memang tidak bisa menerima. Tetapi akhirnya Eky berhasil move on ketika bertemu dengan seorang gadis bernama Titan. Dan tiba-tiba terdengar kabar angin bahwa Al putus dengan gadis cantik itu. El mencoba untuk tidak mempercayainya karena El tetap teguh dengan kata hatinya bahwa Al sangat menyayangi gadis itu. Sampai akhirnya Rio menceritakan semuanya kepada El.
Hari itu hari sabtu, Rio mengajak El untuk menemaninya sebentar ke sebuah warung yang sudah menjadi tangkringan Rio, Al, dan teman-teman mereka yang lain. Ketika El sedang bercanda dengan Rio, El seperti melihat Al menoleh ke arahnya dan tersenyum sangat manis. “Rio.. itu si Al senyum sama siapa?” Tanya EL heran. “sama lo kali El, senyumin balik lah..” Rio menjawab dengan wajah yang meledek. “ah gak mau gue, kalo dia bukan senyum sama gue malu bro. gila lo..” El melihat kearah belakang tetapi dibelakang tidak ada orang dan Al terus tersenyum ke arahnya.
Hey I just met you and this is crazy but here’s my number so call me maybe..
Handphone El berbunyi dan ternyata dari Diana. “sebentar gue angkat tilipun dulu bro.. hallo? Kenapa neng?” El berjalan agak jauh dari warung itu karena disitu cukup berisik. “hah? Balik kesekolah? Ngapain?” dan terdengar suara dari seberang sana “ini buku biologi lo ketinggalan El. Cepetan ambil senin kan kita ulangan jam pertama biologi.” El baru ingat dia lupa membawa pulang buku biologinya,El pun langsung meminta Rio untuk mengantarnya ke sekolah. Lalu El berpamitan kepada anak-anak yang berada di warung itu. “gue balik ke sekolah dulu ya.. duluan..” pamit El dan El terkejut ketika mendengar suara Al menjawab paling pertama “Iya El.. hati-hati ya..” dan Al melemparkan senyum yang sangaaaat manis, El pun membalas senyuman Al tak kalah manisnya.
Diperjalanan menuju sekolah.. “Senyum nya manis banget ya bro..” El tidak sadar mengatakan hal itu. “senyum siapa? Al? cieee masih berharap ya mbak sama mas Al? asyik..” El menepok keningnya dan merasa bodoh harus mengatakan hal itu di bawah alam sadarnya. “dih enggak. Ngasal lo kalo ngomong, Cuma senyum doang. Terus kalo gue bilang manis berarti gue masih menggantungkan harapan gue ke dia gitu?” Rio tertawa melihat ekspresi El yang gugup tapi sok menutupi kegugupannya itu.
Di sisi lain.. “senyumnya si El manis juga ya hehe” ucap Al kepada teman-temannya. Dan mereka serentak berteriak “Cieeee…” wajah Al merah semerah udang rebus, dan Al hanya tertawa kecil. Tanpa disadari ternyata Al merasakan jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. “gue jemput El kesini dulu ah biar ketemu sama mas Al hahaha” ledek Rio dan langsung mendapat dukungan dari teman-temannya yang lain. Wajah Al terlihat gugup sama seperti ekspresi El yang tadi.
Dan Rio  pun menjemput El di sekolah, El langsung naik ke motor Rio dan Rio mengajaknya untuk ke warung itu lagi dengan alasan ada barangnya yang tertinggal. El hanya mengikuti kata-kata Rio. “El lo tau gak tadi si Al ngomong apaan pas di warung?” tiba-tiba Rio menanyakan hal yang aneh menurut El. “yeh mana gue tau kan lo belum cerita sama gue hahahaha” El meledek Rio. “Ih serius.. tadi dia bilang senyum lo manis persis kaya yang lo bilang ke gue tadi.” El tidak percaya dan langsung mengelak. “ngarang aja lo kerjaannya mana mungkin dia ngomong kaya gitu! Wooo mau coba bohongin gue? No way lah yaw…” El tertawa kecil dan tawanya langsung berhenti ketika mendengar Rio mengucapkan “Demi Tuhan gue gak bohong..” El terpaku dan membisu, apa lagi ketika sampai diwarung jantungnya semakin berdetak kencang, sama halnya dengan Al.
Al menghampiri El dan langsung membuka pembicaraan, sebenarnya mereka sama-sama merasakan grogi tetapi mereka berusaha menutupi semuanya, teman-teman mereka mentertawakan dari jauh. “hmm..mau pulang sekarang gak El? Udah mau hujan nih..” Tanya Al ditengah obrolan mereka. “boleh.. pulang yuk udah sore juga Al.” El merapihkan tas dan mengenakan sweater berwarna biru, dan ternyata Al mengenakan sweater dengan warna yang sama. “lo pulang sama gue aja El..” ajak Al. ini gue mimpi gak sih diajak pulang sama Al. al gue mau pulang sama lo. Aduh Al kok gentle sih mau nganterin gue pulang. Teriak El dalam hati. “El? Kok diem? Mau gak pulang sama gue?” El menepis semua lamunan El,  El pun mengiyakan dan langsung naik ke motor Al. deg..deg..deg..deg..  begitu lah suara degup jantung Al dan El. Teman-teman mereka tidak habisnya meledek mereka karena mereka ikut merasa senang dengan kedekatan mereka.
Dan ternyata di tengah perjalanan hujan, akhirnya mereka berteduh di sebuah warung. Mereka menunggu hujan berhenti sambil berbicara banyak hal. Dan mulai dari situlah keduanya merasa nyaman. Ketika hujan berhenti Al mengantarkan El pulang, sesampainya dirumah El, Al langsung pamit pulang karena hari sudah mulai gelap. El memasuki rumah dengan sangat sumringah. El bersenandung kecil sambil memegangi pipinya. Mama papanya heran melihat kelakuan El tetapi mereka sudah bisa menebak bahwa anak  mereka sedang dilanda kasmaran.
drrttt.. drrtttt..
handphone El bergetar ternyata ada sebuah pesan dan itu adalah AL! El senang bukan kepayang. Mereka melanjutkan obrolan mereka melalui pesan singkat itu dan ketika menjelang tidur Al mengatakan “selamat tidur El..” hati El semakin berbunga-bunga. El pun membalas pesan singkat itu “Selamat tidur juga Al..” El menutup matanya dengan senyuman dan ia berbisik di dalam hati “I love you Alvael!”
filos..
hari Senin pun tiba, ini adalah Ujian Akhir Semester El dan seluruh siswa siswi SMA Budaya harus mengerjakan soal demi soal dengan teliti agar mendapat hasil yang baik. Pelajaran pertama adalah biologi, El mencoba menenangkan pikirannya yang sedang berbunga-bunga itu agar bisa santai dalam mengerjakan soal. Pelajaran biologi, hingga pelajaran terakhir pun selesai dan bel pulang berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar. Dan ternyata Rio sudah menunggu El di depan pintu ruangan El. “Balik bareng Al gih, lo ditunggu dia di parkiran.” Ucap Rio. “gue? Sekarang?” Tanya El dengan wajah linglung dan tetap dengan jantung yang dag dig dug. “tahun depan! Ya sekarang lah non..” El tersenyum bingung dan langsung berjalan ke parkiran. “hei El.. pulang sama gue yuk? Tapi ke warung dulu ya sebentar.” Ajak Al, El mengangguk dan langsung naik ke motor Al.
Sesampainya di warung Al duduk di sebelah el dan tanpa membuang waktu.. “El gue suka sama lo, gue sayang sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?” boom!!! Al mengutarakan perasaannya kepada El, El hanya melongo bingung karena ia masih tidak percaya. “El? Mau jadi pacar gue?” Tanya Al lagi. “ini serius?” El bertanya balik. Al mengenggam tangan El dan mengatakan “serius El gue sayang sama lo.” El melihat mata Al yang menatap sangat dalam. Dan pucuk dicinta ulam pun tiba.. El mejawab dan menerima Al sebagai pacarnya. Al memeluk tubuh El, dan teman-temannya langsung bersorak. El tersipu malu dan melihat kearah Rio, Rio tersenyum dan mengacungkan jempol. “I love you Ella Filoalisel!” Al berbisik di telinga El. “I love you too Alvael Gerladine..” dan akhirnya hari itu menjadi hari jadi Al dan El. Dan terwujudlah nama ini “AlvaElla”.
Kisah cinta AlvaElla berjalan layaknya seperti perjalanan cinta Romeo dan Julliete. Semakin hari perasaan dua sejoli itu semakin dahsyat. Hingga akhirnya 2 hari lagi tanggal 22 Maret. Itu adalah ulangtahun Al. El sudah mempersiapkan banyak hal untuk merayakan ulangtahun hal. Sehari sebelum ulangtahun Al, El pergi bersama Rio untuk memesan kue ulangtahun Al. dan ketika perjalanan pulang mereka bertemu Al dan Al merasa sangat cemburu dan Al marah. Lalu Al memutuskan untuk berpisah. El menangis tetapi Al tetap tidak ingin mendengar, akhirnya El mencoba menjelaskan semuanya kepada Al. tetapi Al tetap dibalut emosinya. “el.. maafin aku, bukan karena aku gak sayang tapi aku gak bisa ngeliat kamu sama cowok lain. Aku cemburu El. Maafin aku..” ucap Al dalam hati. El hanya bisa terdiam dan menerima. Sesampainya El dirumah mama bertanya karena melihat mata El yang sembab. El langsung masuk kamar dan membungkus kado untuk Al. mamanya masuk dan mengusap rambut El. “kenapa sayang? Kok pulang-pulang nangis? Besok kan ulangtahun pangeran nya El, kok permaisurinya sedih sih?” mama memeluk El, dan El mencoba untuk menahan tangisnya. “udah gak ada AlvaElla lagi mam.. tadi Al putusin Ella gara-gara Al ngeliat El naik motor sama Rio. Padahal semuanya EL lakuin buat besok mam. El sayang banget sama Al, dan mungkin ini kado terakhir buat Al.” akhirnya airmata mengalir juga tanpa El sadari. Mama mengusap air mata El dan membantunya menghias kado untuk Al. “sabar sayang.. kuat ya.. kalo Al emang udah ditakdirin buat Ella pasti dia balik lagi kok nak, cinta gak boleh cengeng. Kalo El sayang perjuangin terus ya. Ella bisa..” Mamanya tersenyum dan El mencoba membalas senyum mamanya sambil tetap menghias kado untuk Al.
22 Maret pukul 00.00 WIB.
Tahanlah wahai waktu ada selamat ulangtahun yang harus tiba tepat waktunya, untuk dia yang terjaga menantiku.. Happy sweet 17 Alvael Geraldine. Semoga semua bisa jadi lebih baik lagi terutama untuk kita. I love you Al..
Begitulah pesan singkat yang dikirim untuk Al yang hari ini berulang tahun ke 17. El lagi-lagi menangis memandangi foto Al. dan tak lama dari itu..
I have died everyday waiting for you, darling don’t be afraid I have loved you for a thousand years, I love you for a tthousand more..
Nada dering khas yang El berikan untuk Al. El meraih handphone nya dan benar saja di layar tertera nama Al. “Al?” El menekan tombool hijau di handphone nya dan langsung menyapa Al melalui telepon. “Hallo Al? ada apa?” Tanya El, “hei.. kamu belum tidur?”
 “belum Al aku gak bisa tidur.. kamu kenapa belum tidur?” El balik bertanya. “Aku tadi udah tidur terus kebangun lagi. Oh iya makasih ya El, kamu orang pertama yang ngucapin ke aku. Aku seneng banget kamu jadi orang yang pertama. Banyak banget yang doain kita langgeng El. Aku sayang kamu..” ternyata Al sedang memandangi foto El, sama seperti yang El lakukan. “Iya Al sama-sama aku juga sayang kamu.. sekarang tidur dulu gih besok sekolah. Sekali lagi happy birthday Alvael. Good night, I love you..” El sudah bersiap untuk tidur “Makasih ya sayang.. aku seneng diulang tahun aku yang ke 17 ini aku sama kamu. I love you too sayang..” Jawab Al dengan suara lembut sekali. Ketika El hendak memutuskan telepon El tiba-tiba berkata “Al? berarti kita gak jadi putus?” El bertanya polos dan terdengar suara tertawa kecil dari Al “iya sayang kita gak putus, maafin aku yang kemarin ya. Aku nyesel.. sekarang tidur ya kita terusin besok. Dadah sayang, I love you..” El lega sekali mendengar kata-kata Al. “Hehe iya sayang gak apa-apa kok. I love you too..”  Akhirnya telepon pun terputus.
Malam harinya El memberikan kejutan diacara ulang tahun Al. Al merasa sangat senang, dan jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, Al mengantarkan El pulang dan ketika sampai dirumah El.. “sayang makasih banget ya untuk hari ini, aku seneng banget aku ngerasa special di mata kamu. Kamu cinta pertama dan cinta terakhir aku El. Aku sayang kamu..” Al mencium kening El, dan El langsung memeluk Al erat. “Kamu juga cinta pertama dan terakhir aku Al, aku juga sayang kamu..” El tersenyum dan Al pamit pulang. El sangat bahagia karena akhirnya semua rencananya berjalan lancar walaupun sempat ada batu besar menghalangi kemarin.
Hari demi hari.. bulan demi bulan sudah terarungi dan hari ini adalah hari jadi AlvaElla yang ke satu tahun. Mereka menghabiskan hari ini berdua, mereka pergi ke sebuah tempat yang indah sekali dan mereka menyanyikan sebuah lagu yang sangat romantis.. “I love you for a thousand years I love you for a thousand more..” lagu itulah yang mereka nyanyikan di hari jadi mereka. “hari ini indah banget ya Al.. aku seneng deh..” ucap El, Al langsung memeluk El.”iya semuanya indah kalo dilewatinnya bareng sama kamu..” El mencubit perut Al dan mereka langsung tertawa. Dan semenjak hari itu mereka semakin seperti Romeo dan Julliete perjalan cinta mereka indah walau terkadang ada secuil masalah yang membuat mereka terbakar ego. Ya namanya perjalanan cinta pasti ada likunya.
15 Juli, 19.00 pesta ulangtahun El yang ke 17. Al memberikan sangat banyak kejutan untuk El. Dan Al menyanyikan lagu favorit mereka di acara ulang tahun El. El tersipu  malu dan ia sangat terkejut ketika melihat sebuah bingkisan besar dari Al. ketika El membuka bingkisan itu terlihat sebuah lukisan yang sangat indah. Lukisan itu adalah El yang sedang tersenyum, al membuat lukisan itu untuk menjadi hadiah ulangtahun ke 17 El. Teman-teman yang hadir langsung bersorak seperti biasa “cieee…” EL tertawa kecil, dan untuk El itu adalah hari terindah didalam hidupnya.
Akhirnya mereka lulus dari SMA Budaya, dan mereka kuliah di salah satu Universitas Negri terfavorit di Indonesia. Perjalanan cinta mereka tetap berjalan sangat mulus. Hingga akhirnya mereka menjadi sarjana. Al diterima disebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknik. Sementara El diterima di sebuah perusahaan asing dibidang advertising. Tak terasa hubungan mereka sudah terjalin hamper 5 tahun. Dan sekarang usia mereka sudah memasuki angka 20. “sayang besok kita 5 tahun ya? Cieee..” ucap Al yang sedang berbicara dengan El lewat telepon. “iya dong sayang besok kita 5 tahun. Seneng gak sayang? Hehe” ucap El. “seneng dong sayang, besok pulang kerja aku jemput yah aku mau ajak kamu ke suatu tempat.” Ajak Al kepada El, El langsung penasaran dan bertanya kepada Al. “Mau kemana sayang?” Al hanya menjawab “ada deh.. kamu kepo!” lalu Al tertawa “ih nyebelin banget sih ditanya juga, dasar jelek!” Al semakin tertawa mendengar suara El. “rahasia dong sayang kalo dikasih tau namanya bukan surprise gendut.. payah!” Jawab Al. “ih dasar jelek! Yaudah besok aku tunggu ya sayang, aku mau mandi dulu. Kamu juga mandi gih sana bau ih!” ucap El meledek “yeh.. nyebelin. Yaudah aku mandi ya, kalo udah selesai sms aku. Dah.. love you..” El tertawa kecil “hehe iya sayang, love you more sayang.. dadah..” tut..tut..tut.. tandanya telepon sudah terputus.
“Besok 5 tahun sama Al, lucu juga yah yang dulu nya gue nangis-nangis gara-gara ngeliat dia sama cewek lain eh terus tiba-tiba jadian dan sekarang udah mau 5 tahun. Al.. al.. kamu lucu banget sih Al selalu aja punya cara bikin aku seneng. Semoga kita awet terus ya sayang.. hihi dasar Al. Filos..” ujar El yang tersenyum sambil memandangi foto mereka berdua. Dari zaman mereka SMA, kuliah, hingga sekarang. Filos..
Dan sekarang adalah hari jadi AlvaElla yang ke 5. Sesuai dengan janjinya Al sudah stand by di depan kantor El. Al mengajak El ke sebuah tempat yang tidak asing lagi untuk El, di warung itu warung bersejarah lahirnya AlvaElla. El terkejut disaat melihat semua teman-teman yang menyaksikan kejadian 5 tahun lalu itu datang dan memberi kejutan. Ternyata Al yang menyiapkan semua itu. Ternyata ada Diana juga sahabat pertama El di SMA dan ternyata ia menggandeng Rio. El terkejut “Diana sama Rio? Sejak kapan? Kok ga pernah cerita sih? Ih jahat!” El merengek manja dan Diana langsung mencubit pipi El “baru aja kok El.. ini baru mau diceritain hehe” jawab Diana. “Cieee udah 5 tahun ya mbak sama mas Al nya? Cepet-cepet aja ke pelaminan hahahaha” Al menyenggol Rio dan ikut tertawa bersama Rio. “apaan sih lo hahaha” El tertawa dan lagi-lagi pipinya memerah.
Al tiba-tiba mengambil sesuatu di mobilnya. Dan ternyata itu adalah sebuah kotak kecil. Tiba-tiba semuanya jadi hening dan semua perhatian terpusat kepada Al dan El. “Sayang.. selamat hari jadi yang ke 5 ya, semoga kita awet terus. I love you..” ucap Al sambil membuka kotak kecil tersebut. Dan didalamnya terdapat sebuah kalung bertuliskan “Alvaella” El meneteskan airmata dan langsung memeluk Al. dan kebiasaan teman-teman mereka belum hilang juga mereka serempak berteriak “cieeee..” Al memasangkan kalung tersebut di leher El. Tuhan.. terimakasih telah menghadirkan sosok Al ke dalam hidup ku. Jaga dia untuk aku ya Tuhan.. filos..
3 bulan setelah hari jadi mereka, Al mengajak El makan malam dirumahnya. El bertemu dengan keluarga Al, dan hubungan mereka terasa sangat hangat.  Hari sudah semakin larut dan El pamit pulang, Al mengantar kan El pulang ke rumahnya. “El besok aku berangkat ya..” ucap Al. “kamu mau kemana? Kok gak cerita sama aku sih?” jawab EL bingung karena Al sama sekali tidak bercerita kemana ia akan pergi dan untuk apa. Al menceritakan semuanya kepada El. Ternyata Al di kontrak di sebuah perusahaan asing yang berada di Australia. El merasa berat mendengarnya. “Cuma 3 bulan kok sayang gak lama.. aku pasti kabarin kamu terus.” El terlihat meneteskan airmata, karena baru kali ini ia harus merasakan jauh dari sosok yang biasanya selalu hadir di setiap hari-hari nya. Mobil Al pun berhenti di depan rumah El, air mata El masih tetap menetes. Al memeluk tubuh kekasihnya itu dan mencium kening El. “Percaya aku sayang, aku gak macem-macem disana aku janji. Inget aku selalu sayang km. aku Cuma sayang sama kamu Ella..” El hanya terdiam menatap dalam mata Al. Al mengusap air mata El dan terus memeluk Ella Filoalisel.
Hari ini adalah hari keberangkatan Al ke Australia. El mengantar Al sampai bandara bersama Rio dan Diana. Pesawat Al sudah tiba dan El meneteskan air mata lagi. Berat aku ninggalin kamu El, tapi ini semua demi masa depan kita nanti. Aku janji bahagiain kamu El. Aku sayang kamu.. ucap Al dalam hati. “Al.. jangan nakal ya disana, kerja yang bener kamu ga boleh genit. Kamu udah punya aku. Aku sayang kamu.” El langsung memeluk Al erat-erat. Dan Al menjawab “Aku janji sayang, aku berangkat ya. Jaga diri kamu. I love you Ella..” Al mengecup kening dan kedua pipi El, El menangis terisak terasa berat melepaskan kepergian Al. Al pun pergi..
“udah El jangan nangis terus Al kan Cuma pergi sebentar..” Diana memeluk El, El hanya terdiam memandangi foto Al.
Al lagi apa? Aku kangen Al.. baru ditinggal sebentar aja aku udah kangen. Jangan nakal ya Al..
Drrttt.. drrtt..
Sebuah pesan masuk dari Al, El langsung seigap membuka pesannya “hei sayang.. udah maem? Km lg apa? Aku baru sampe hotel sayang, capek.. I miss you..” El terdiam dan terus memandangi foto Al.
Belum ada sehari ditinggal Al kenapa rasanya gue udah galau banget sih. Kadang cinta itu abstrak.. hmm..
“hei sayang.. aku udah maem, km? km istirahat ya jgn kecapean km ga boleh sakit! I miss you too love..” El menekan tombol send.
Sudah satu bulan berlalu, Al masih berada di Australia. Rasa rindu itu terus menusuk El. 2 bulan bukanlah waktu yang singkat untuk menanti, tetapi El tetap menguatkan hati sampai 2 bulan ke depan sampai Al kembali lagi ke Indonesia.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk.
“kok tumben ya Al nomornya sibuk? Coba nanti gue telepon lagi deh..”
El mengaktifkan laptopnya dan berkomunikasi dengan Diana via Skype. “Gue kangen Al banget.. kok 2 bulan lama ya na?” terlihat ekspresi sedih dari wajah El. “tadi juga gue telepon nomornya sibuk na tumben.. gue takut Al kenapa-kenapa.”
“eh jangan mikir jelek dulu dong el. Namanya juga orang lagi kerja.. Al pasti lagi sibuk say..” Jawab Diana.
“hmm.. mungkin. Gue mandi dulu ya badan lengket banget abis kerja. Dadah Diana, keep contact ya I love you..” El memutuskan skype nya dengan Diana.
Mama sudah memanggil El untuk makan malam, El turun dengan wajah yang sangat tidak bersemangat. Mama menanyakan ada apa dan El menceritakan semua. Mama berkata hal yang sama dengan Diana “Al lg sibuk sayang..” it’s okay kalo Al sibuk gue coba ngerti. El merasa matanya sudah berat dan langsung mengirim pesan singkat untuk Al “aku bobo duluan ya Al, km jgn lupa maem, mandi, istirahat. Take care! I love you..” El menunggu setengah jam tetapi tidak ada balasan juga dari Al. akhrinya El memutuskan untuk tidur saja.
Sudah dua bulan Al bekerja di Negara seberang, dan belum ada kabar juga. Bayangan Al selalu berlari-lari dipikiran El. Hingga akhirnya suatu malam…
 I have died everyday waiting for you..
AL!!!!! El langsung menyambar handphonenya dan mengangkat telepon Al. “hallo Ella..” terdengar suara dari Al, “hai Al kamu kemana aja sih sebulan gak kabarin aku! Aku khawatir!” El menjawab dengan nada setengah kesal.
“Aku gak apa-apa sayang maafin aku ya gak kabarin km, aku sibuk banget sayang.. aku lembur setiap hari aku capek banget, biasanya ada yang pijitin aku tapi sekarang gak ada. Aku kangen km El..” Ucap Al.
“Aku juga kangen sama km sayang, apa lagi pas kamu gak kasih kabar. Aku khawatir.. kamu jangan kecapean ya sayang. Sebulan lagi kamu pulang aku mau cepet-cepet ketemu kamu.” Jawab El dengan suara serak karena menahan tangis. “iya sayang aku gak kecapean, kamu jangan nangis dong. Sekarang bobo gih udah malem kan disana? Aku harus lanjut kerja lagi. Dadah sayang jangan nakal ya, love you ella..”
“Kamu juga jangan nakal ya sayang, dah… I love you too..” Sambungan telepon terputus. El segera mandi dan langsung bersiap tidur.
                        Ini adalah cobaan cinta, dimana kita harus bisa sabar menunggu. Dan yang paling berat adalah kita harus bisa menahan rindu yang setiap saat semakin meruncing. Dan kita harus tetap percaya dengan seseorang yang jauh ribuan kilometer. Aku sayang kamu Al..
            El terlelap dalam tidurnya, terlihat raut garis yang letih di wajahnya.
                        “Hei muka lo kok capek banget sih El? Banyak pikiran ya di kantor?” Tanya Diana disaat mereka bertemu di sebuah café. “Iya gue lagi capek banget Na.. lo gimana di kantor? Gue suntuk nih..” jawab El tanpa semangat.
            El semenjak jauh sama Al lo jadi gak semangat banget sih.. beda banget sama lo yang dulu tapi gue janji jaga lo demi Al demi persahabatan kita. Kata  Diana dalam hati. “ya gitu deh sama kaya lo, gue juga lagi capek di kantor. Nanti malem aja gue ada meeting sama client.” El hanya melemparkan sebuah senyum dan ternyata ia sedang memandangi foto Al di handphonenya.
                        Setiap El letih pasti ia memandangi foto Al, karena entah mengapa El selalu menemukan sebongkah semangat dari senyum Al. hati El terus menangis memanggil nama “Alvael Geraldine”.
            Seminggu lagi Al pulang tetapi masih belum ada kabar dari Al, El mencoba membangun pikiran yang positif terhadap Al. Dan seminggu pun berlalu seharusnya hari ini adalah hari kepulangan Al. El langsung bergegas menuju bandara untuk menjemput Al. pagi, siang, sore, hingga malam Al tak kunjung menampakan batang hidungnya. El sangat merasa kecewa. Sekarang sudah dini hari dan El memutuskan untuk pulang saja. Di sepanjang perjalanan El menangis, hingga sampai dirumah pun El masih menangis. El tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan sekarang antara sedih, kecewa, benci, marah, khawatir, rindu, semuanya bercampur aduk.
            Dua hari lagi adalah hari ulang tahun El yang ke 21 dan masih belum ada kabar juga dari Al. El sangat sedih, Diana, Rio, bahkan Dimas sahabat kecilnya tidak berhasil untuk menghibur Diana.
            Kriiing.. kriiiing…
“Hallo selamat malam.. mau bicara dengan siapa?” sapa mama El saat mengangkat telepon rumah yang berdering. “tante ini Al, Al mau bicara sama tante tapi tolong tante jangan kasih tau El ya,..”
            “Al kamu kemana saja nak, El khawatir mikirin kamu terus. Ada apa sih? Kayanya rahasia banget..” mama El penasaran. “iya tante Al tau, maafin Al ya tante bikin Ella jadi begitu. Jadi gini tante dua hari lagi kan El ulangtahun, Al mau kasih kejutan buat Ella. Tante mau bantu Al kan? Nanti Al jemput om sama tante, Al udah ngerencanain ini juga sama Diana, Rio, dan Dimas.” Jelas Al panjang lebar. “ih kamu tuh ya dari dulu iseng banget.. yaudah asal jangan macem- macem ya. Tante mau bantu Al kok.” Jawab mama El dengan ramah.
            “hehe iya tante Al gak macem-macem kok. Hmmm.. tante pas ulangtahun El, Al mau lamar El boleh?” Tanya Al dengan jantung yang berdegup sangat cepat. “kamu serius sama El? Tante sama om sih setuju aja nak Al, asal kamu bisa jaga Ella dan tanggung jawab dengan baik ya.”
“jadi tante setuju?” Al memastikan. “iya nak, apapun yang terbaik untuk  kalian berdua.” Tiba-tiba terdengar Al menjerit gembira. “makasih ya tante, semoga semua nya berjalan lancar. Maaf Al ganggu tante malam-malam. Makasih tante, malam..” Al menutup telepon dengan suasana hati yang gembira.
            Sehari sebelum El ulang tahun, Al masih belum mengaktifkan handphonenya. Tanpa kabar secuil pun dari Al. akhirnya El memutuskan untuk mengirim pesan singkat kepada Al. El masih berharap Al akan hadir disaat ulangtahunnya nanti. El sama sekali tidak mengharapkan kejutan apa-apa tapi El hanya ingin bertemu dengan Al.
            Al.. kamu dimana sih sebenrnya? Kamu kenapa Al? aku kangen kamu.. aku tetap percaya cinta kita Al..
Filos..
            15 juli pukul 00.00 WIB.
Drrttt..drttt.. handphone El bergetar ternyata ada telepon dari Diana. “happy birthday Ella.. happy birthday Ella.. happy birthday.. happy birthday.. happy birthday Ella..” terdengar suara Diana bernyanyi dan mengucapkan selamat ulangtahun kepada Ella yang kini berusia 21 tahun. El sangat senang dan lagi-lagi El berharap ada sosok Al di hari specialnya ini.
            Sudah pukul 19.00 WIB dan tandanya El bisa pulang kerumah dan terbebas dari jeratan tugas-tugas kantornya. El kaget ketika melihat Diana dan Rio sudah berdiri di depan kantornya. “yuk ikut, kita rayain ulang tahun lo. Lagi gak bawa mobil kan El?” Tanya Diana. El menggeleng dan masuk ke dalam mobil. Rio membawa El dan Diana ke suatu tempat yang indah. Tepatnya tempat itu adalah tempat Al dan EL merayakan hari jadi yang pertama. Ketika turun dari mobil, Diana menutup mata El dengan sebuah selendang. “Na.. apaan sih kaya ABG aja, gue udah tua” ujar El. “Udah deh Non Ella diem aja, ikutin gue.”
            Dan langkah mereka terhenti dan terdengar lagu  a thousand years. Jantung El tiba-tiba berdegup cepat. Ketika El membuka penutup matanya, ada sosok Al yang berdiri dihadapannya. El terdiam karena merasa sangat kaget. Al memegang tangan El “masih inget tempat ini?” Tanya nya. “masih..” jawab El singkat.
            “Happy birthday sayang.. maaf kemarin aku ngilang. Aku siapin ini semua buat kamu. Aku mau kasih surprise ini buat km.” Al mengecup kening El, El merasakan hangat kecupan itu. “Iya sayang makasih ya aku seneng banget, jangan kaya gitu lagi ya aku sedih.. jangan hilang lagi..” El menggenggam erat tangan Al. “Iya sayang aku janji, aku sayang kamu Ella..” Al pun mengeluarkan sebuah kotak kecil dan Al membukanya. Ternyata itu adalah sebuah cincin yang indah sekali.
            “Ella.. Will you marry me?” Tanya Al. El meneteskan airmata dan menoleh kearah orangtuanya, mereka mengangguk begitupun teman-temannya. Dan Ella pun menjawab..
            “Yes, I do..” sambil tersenyum dan meneteskan airmata bahagia. Al memeluk El erat-erat dan semuanya yang hadir bertepuk tangan dan mengusap air mata bahagia untuk pasangan Romeo dan Julliete ini..

Filos…



0 comments:

Post a Comment

 

la Belle Template by Ipietoon Cute Blog Design